Berita Internasional

Warga Rusia Kompak Tinggalkan Negaranya Karena Tak Ingin Diikutkan Perang

Warga Rusia beramai-ramai tinggalkan negaranya karena takut disuruh ikut perang ke Ukraina.

Editor: Robbyan Abel Ramdhon
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Warga Rusia Kompak Tinggalkan Negaranya Karena Tak Ingin Diikutkan Perang - Petugas polisi menahan seseorang di Moskow pada 21 September 2022, menyusul seruan untuk memprotes mobilisasi parsial yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Warga Rusia beramai-ramai tinggalkan negaranya karena takut disuruh ikut perang ke Ukraina.

Warga Rusia yang takut ikut perang ini, didominasi pria yang sudah memasuki usia wajib militer.

Banyak dari pria Rusia meninggalkan negara yang dipimpin Vladimir Putin itu untuk mencari perlindungan hingga berusaha membebaskan diri dari kewajiban administratif itu.

Sebelumnya Presiden Vladimir Putih sudah mengumumkan, akan ada mobilisasi militer besar-besaran dari Rusia untuk perang di Ukraina.

Baca juga: WNA Rusia Mengamuk di Gili Trawangan, Kantor Imigrasi Mataram Segera Lakukan Deportasi

Warga yang kontra dengan kebijakan Putin, bereaksi dengan meninggalkan negara tersebut.

Seorang warga Rusia mengungkapkan kekesalannya melalui media.

Ia mengaku enggan ikut ke garis depan pertempuran sebagai umpan meriam.

“Saya tak ingin menjadi umpan untuk meriam,” tutur pria berusia 30 tahun yang meminta tak disebut namanya itu, Rabu (21/9/2022).

Baca juga: Presiden Jokowi Terbang ke Moskwa, Masalah Pangan Dapat Menjadi Titik Temu Ukraina dan Rusia

Para warga yang berencana hengkang dari Rusia, sementara memiliki tiga pilihan tujuan.

Yakni bertolak ke Armenia, Turki atau Azerbaijan.

Ketiga negara itu mengizinkan orang Rusia masuk tanpa visa.

Tiket untuk pergi ke negara-negara tersebut dilaporkan sudah terjual habis.

“Saudara saya ketakutan. Kami mencoba membelikannya tiket pesawat di mana saja,” ujar seorang perempuan Rusia, yang saudaranya baru saja menyelesaikan wajib militernya.

“Kami hanya berharap ia bisa melewati perbatasan tanpa ada masalah,” tutur perempuan yang menolak disebutkan namanya.

Kepala Komite Pertahanan Duma Negara Rusia Andrei Kartapolov mengatakan bahwa perbatasan Rusia kemungkinan akan tetap terbuka.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved