Berita Bima

Tersangka Korupsi Bansos Kebakaran di Bima Pernah Kumpulkan 5 Kades, Curhat Ongkos Lobi ke Jakarta

Para Kades di Bima ini diarahkan untuk menemui bawahan tersangka dengan rincian uang yang harus disetorkan

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Asisten 1 Pemerintah Kabupaten Bima, Sirajudin yang ditetapkan sebagai tersangka pemotongan bansos kebakaran di Bima. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Tersangka dugaan korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) kebakaran di Bima Sirajudin rupanya pernah mengumpulkan 5 Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Bima di ruang kerjanya.

Salah satunya Kades Padolo Lukman yang mengungkap rangkaian peristiwa itu.

Sebelumnya, Lukman disebut Sirajudin sebagai pihak yang memotong Bansos.

Lukman membeberkan, sebelum pencairan bantuan pada tahun 2020 lalu, ia dan 4 kades lain dipanggil menghadap Sirajudin yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bima.

Baca juga: Tanggapi Nyanyian Tersangka Korupsi Bansos Kebakaran, Kajari Bima: Perlawanan Apa? Kita Tunggu Saja

"Selain saya, juga ada Kades Ngali, Nggembe, Samili dan Ntonggu. Kami dipanggil ke ruangan Pak Sirajudin," ungkapnya, Rabu (7/9/2022) kepada wartawan.

Pada pertemuan tersebut, Sirajudin menyampaikan jika bantuan akan segera dicairkan oleh Pemerintah Pusat.

Sirajudin mengatakan, seperti diungkap Lukman, tidak mudah mendatangkan bantuan tersebut.

Butuh lobi dan uang untuk biaya tiket pesawat bolak-balik Jakarta.

"Memang tidak disebutkan soal uang oleh Pak Sirajudin. Atau disebut sekian yang harus disetor untuk pengganti biaya saat itu," akunya.

Setelah menyampaikan hal tersebut, Lukman mengaku diarahkan untuk menemui bawahannya bernama Ismud, yakni Kabid Limjasos yang juga sebagai tersangka dalam kasus korupsi Bansos kebakaran ini.

Saat bertemu dengan Ismud tersebut, besarnya biaya yang harus disiapkan jelas disebutkan.

Untuk Surat Pertanggungjawaban (SPj), sebut Lukman, Ismud menyebutkan biaya pengganti SPj sebesar Rp 1 juta bagi penerima bantuan dengan rusak ringan dan Rp 1,5 juta untuk yang rusak berat.

"Sehingga total uang yang kami serahkan itu 18,5 juta rupiah," sebut Lukman.

Diakuinya, uang yang disetor ke Ismud merupakan hasil kumpul-kumpul warga penerima bantuan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved