Berita Bima
Belasan Sekolah di Kota Bima Ditutup Gara-gara Malas Perbaharui Dapodik
Latar belakang masalah, tambah Jainudin, bisa karena pengelola atau pemilik lembaga sudah meninggal dunia sehingga tidak terurus.
Penulis: Atina | Editor: Dion DB Putra
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Data Pokok Pendidikan (Dapodik) benar-benar menjadi ujung tombak penyelenggaraan pendidikan.
Belasan sekolah di Kota Bima ditutup karena Dapodik sekolah tak pernah diperbaharui.
Menurut data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima, sebanyak 14 sekolah tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) yang ditutup.
"Satuan pendidikan itu ditutup karena tidak kunjung melengkapi sejumlah ketentuan hingga 31 Agustus 2022 lalu," ungkap Kabid Pembinaan Paud dan Pendidikan Nonton Formal Dikbud Kota Bima, Jainudin, Jumat (2/9/2022).
Menurut dia, manajemen belasan sekolah tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Kurangnya kesadaran pengelola sekolah untuk lakukan sinkronisasi Data Pokok Kependidikan (Dapodik) sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) sekolah pada tiga tahun terakhir.
Latar belakang masalah, tambah Jainudin, bisa karena pengelola atau pemilik lembaga sudah meninggal dunia sehingga tidak terurus.
"Tapi ada juga sebagian, mereka malas perbaharui data siswa dalam Dapodik," ungkapnya.
Nama sekolah yang dinonaktifkan ini antara lain, KB Bunda Erni, KB Nurul Aini, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Pkbm) Al Hamid Wangge, PKBM Al-Suhada, PKBM Al-Gifari, PKBM Barokah, PKBM Bunda Erni, PKBM Oi Seli dan PKBM Tegar.
Kemudian TK PGRI Bina Ceria, TK Tolibun Khair, PAUD Anak Soleh, SPS PAUD Al-Barokah dan PAUD Oi Pompa.
"Sekolah yang ditutup ini tidak lagi dapat Bantuan Operasional Pendidikan dari kementerian," tegas Jainudin.
Dikbud Kota Bima akunya, kerap kali melayangkan peringatan kepada sekolah-sekolah tersebut untuk perbaharui Dapodik.
Namun tidak banyak membuahkan hasil, sehingga saat ini ada bentuk ketegasan dari pemerintah untuk menutupnya.
"Sudah sering diingatkan. Sosialisasi dan WhatsApp sering itu," tandasnya.
Menurut Jainudin, belasan sekolah yang ditutup ini menjadi pelajaran bagi sekolah lain untuk tidak menganggap sepele Dapodik.
Apalagi jika hanya karena rasa malas, sehingga lembaga dikorbankan.
Ditanya ke mana para siswa pada sejumlah lembaga ditutup, menurut Jainudin telah menyebar ke sekolah lain yang berdekatan jaraknya. (*)