Pemilu 2024

Ketua Divisi Hukum DPD Golkar NTB Tanggapi Dugaan Mencatut Nama Tiga Kader NW di Sipol

Ketua Divisi Hukum DPD I Golkar NTB Beny Bakari menyebutkan  Partai Golkar tidak bisa semena-mena mencatut nama orang dimasukkan ke dalam sipol.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
Bukti KTA Lale Syifaunnufus telah terbit di Partai Golkar yang tercatat melakukan pendaftaran sebagai kader pada 2 Oktober 2021. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tiga kader Nahdlatul Wathan (NW) yakni Lale Syifaunnufus, Lale Yaqutunafis, dan Lalu Fauzi Haryadi terdaftar di Sistem Informasi Partai Politik (Sipol) Partai Golkar.

Lale Yaqutunnafis telah melayangkan keberatan ihwal dugaan pecatutan namanya.

DPD I Golkar NTB akhirnya buka suara perihal tersebut.

Baca juga: Komentar Pengamat Soal Konflik Mori dan HBK, Ihsan: Banyak Partai Melirik Mori Jika Dipecat

Baca juga: Wisata Lombok, 4 Destinasi Ini Wajib Dikunjungi saat Traveling ke Mandalika

Ketua Divisi Hukum DPD I Golkar NTB Beny Bakari menyebutkan  Partai Golkar tidak bisa semena-mena mencatut nama orang untuk dimasukkan ke dalam sipol.

Beny menjelaskan, syarat memasukkan nama seseorang di sipol adalah yang bersangkutan memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) lengkap dengan lampiran KTP.

KTA tersebut terbit didasarkan pada pengisian formulir untuk mendaftar sebagai kader.

"Yang harus dipahami, kita tidak bisa tiba-tiba memasukkan nama orang itu di sipol kalau tidak ada data. Ada formulir yang ditandatangani langkap dengan KTP. Sipol-kan mekanismenya begitu, tidak bisa semau-maunya kita masukkan orang," kata Beny Bakari kepada TribunLombok, Kamis (11/8/2022).

Pihaknya telah melakukan tracing, pengusulan data sipol atas nama tiga orang kader NW tersebut tidak ditemukan di DPD Golkar baik di provinsi maupun 10 Kabupaten/Kota di NTB.

Data yang dihimpun TribunLombok, tiga nama kader NW yang diduga dicatut tersebut telah mendaftar sebagai kader di DPP Partai Golkar.

Pengisian formulir pendaftaran mereka sebagai kader Golkar dilakukan pada 2 Oktober 2021.

Beny Bakari membenarkan informasi tersebut.

Namun ia menekankan, perlu dikonfirmasi kepada ketiga orang tersebut apakah secara sadar telah mendaftar sebagai kader atau ada pihak lain yang mendaftarkannya.

"Ini yang harus dijelaskan, apakah mereka pernah mendaftar atau mungkin didaftarkan tanpa sepengetahuan mereka. Cuma formulir itu kan wajib ditandatangni oleh yang bersangkutan," ungkapnya.

Lebih jauh, Beny mempertanyakan apa urgensi Partai Golkar mencatut nama orang untuk dimasukkan dalam sipol.

"Kalau kita bicara normatif, apa kepentingan kani mencatut nama orang? Sebenarnya itu, kalau nilai politisnya kepentingan kita apa," bebernya.

Ia menegaskan Partai Golkar tidak kekurangan kader.

"Golkar tidak pernah mencatut, data yang menjadi dasar itu ada dan ditandatangani. Persoalan apakah dia tahu atau tidak pernah mendaftar maupun didaftarkan, nanti kita cek. Siapa yang merekom, itu nanti kelihatan," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Lale Syifaunnufus membenarkan namanya dan dua kader NW lain diduga dicatut Partai Golkar.

"Saya itu tahunya baru kemarin, kebetulan saya di DPD Gerindra NTB menjabat wakil ketua. Ada admin Gerindra memberikan informasi kepada saya kalau nama saya sudah masuk sipol di Partai Golkar," katanya.

Lale Syifa mengaku kaget namanya ada di keanggotaan partai berlambang pohon beringin itu.

Pasalnya, ia mengaku tak pernah melakukan pendaftaran sebagai kader Golkar.

Ketika disinggung soal data diri dan KTA-nya sudah masuk dan terbit di Partai Golkar, Lale Syifa mengaku tak tahu-menahu soal hal tersebut.

"Saya nggak pernah mendaftar. Itu KTP yang digunakan sudah sangat lama ya, rumah saya sudah pindah dua kali. Darimana orang itu tahu dan siapa yang mencatut saya juga enggak tahu. Saya bingung," tandasnya.

Lale Syifa tak ingin berspekulasi terlalu jauh ihwal adanya oknum yang menyalahgunakan data dirinya tersebut untuk mendaftar di Partai Golkar.

"Saya enggak mau suuzon dengan siapapun. Kertas formulir pendaftarannya saya tidak pernah lihat, coba dicek tanda tangannya, jangan-jangan dipalsukan. Tapi yang jelas saya tidak pernah masuk ke Golkar," ungkapnya.

Ketika ditanya ihwal langkah selanjutnya yang akan dilakukan, Lale Syifa mengaku masih meninggu instruksi Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW).

"Jadi apapun nanti keputusan tim di PBNW itulah yang menjadi langkah saya. Saya masuk ke Gerindra kan dari NW. Saya sami'na waatho'na kepada pimpinan NW. Jangan sampai nanti saya salah langkah.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved