Waspada Bencana Kekeringan, Dua Kecamatan di NTB Berada Pada Level Awas
BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan peringatan dini bencana kekeringan meteorologis. Dua kecamatan di NTB masuk pada level awas.
Namun demikian, masyarakat juga tetap perlu mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem bersifat lokal, seperti terjadinya angin kencang dan hujan yang terjadi secara tiba-tiba.
Masyarakat juga dihimbau untuk dapat mengantisipasi terjadinya potensi kekeringan dengan membuat tampungan air terutama pada wilayah yang rentan.
Tetap perhatikan informasi BMKG guna mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan kegiatan anda dan tetap selalu menjaga kesehatan.
Kondisi Iklim
Curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I Agustus 2022 seluruhnya masuk dalam kategori rendah (<20>
Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa sebesar 17 mm/dasarian.
Sifat hujan pada dasarian I Agustus 2022 di wilayah NTB bervariasi dari Atas Normal (AN) hingga Bawah Normal (BN).
Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB umumnya dalam kategori Panjang (21 – 30 hari) hingga Sangat Panjang (31 – 60 hari).
Namun di beberapa wilayah sudah terpantau HTH dengan kategori Ekstrem (>60 hari).
HTH dengan kategori ekstrem terpantau terjadi di Kabupaten Bima yaitu wilayah Woha sepanjang 74 hari.
Kabupaten Lombok Timur yaitu wilayah Perigi sepanjang 68 Hari, dan Kabupaten Sumbawa yaitu wilayah Labuhan Badas sepanjang 62 Hari.
Dinamika Atmosfer
Update kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah (indeks ENSO: -0.69).
BMKG memprakirakan ENSO Netral akan berlangsung hingga Desember-Januari-Februari 2023.
Indeks IOD bulan pada akhir Juli 2022 menunjukkan kondisi IOD Negatif dan BMKG memprakirakan kondisi IOD akan cenderung negatif hingga Desember 2022.