Berita Kota Mataram

TGB Serukan Soal Adab Kepada Pemimpin: Teladani Kaum Ansar Saat Hijrah

Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia TGB H M Zainul Majdi mengatakan, hijrah mengajarkan beradab kepada pemimpin.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Dok. NWDI
Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia TGB HM Zainul Majdi. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Refleksi tahun baru Islam atau 1 Muharram 1444 Hijriah harus dimaknai secara mendalam. Khususnya mengenai adab terhadap pemimpin.

Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia TGB H M Zainul Majdi mengatakan, hijrah mengajarkan beradab kepada pemimpin-pemimpin di Indonesia.

“Khususnya kepada baginda Nabi Muhammad SAW,” katanya, Minggu (31/7/2022).

Pelajaran adab, lanjut TGB, dapat datang dari mana saja.

Baca juga: TGB Jabat Wakil Komisaris PT MNCN, Ketua DPW Perindo NTB: Ini Energi Positif untuk Partai

Seperti saat hijrah nabi, ada pelajaran yang datang dari kaum Ansar yang saat itu baru mengenal Islam dibandingkan sahabat lain yang telah mengenalnya lebih dahulu.

“Kalau kita baca sejarah masuknya Islam ke orang-orang Ansar dimulai dari datangnya beberapa orang saat sedang berhaji,” bebernya.

Kemudian, sambung TGB, kemudian kaum Ansar pulang, datang kembali kepada nabi 12 orang yang kemudian berbaiat.

Di tahun berikutnya kemudian datang 72 orang, dua di antaranya perempuan dan berbaiat kepada nabi.

Baca juga: TGB Zainul Majdi Kunjungi Pondok Pesantren Abul Barokat Wannafahat NWDI Bunkate

“Mereka inilah kemudian yang pulang dan menyebarkan ajaran nabi,” imbuhnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) ini mengatakan, saat datang perintah hijrah, orang-orang dari kaum Ansar ini yang mampu menempatkan nabi pada tempat yang tepat.

Saat nabi datang mereka menyebut dengan tala’al badru yang berarti telah nampak bulan purnama.

“Al-Badru, bulan purnama. Itulah lambang kesempurnaan,” terangnya.

TGB menyebut, secara nalar manusia saat hijrah sebenarnya yang membutuhkan untuk pindah ke Madinah adalah Nabi Muhammad. Saat itu, nabi mendapat tekanan di Makkah.

“Kata orang Madinah tak katakan selamat datang tapi engkau datang membawa kemuliaan untuk kami,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved