Berita Lombok Tengah

4 Strategi Kepala BNPB Tangani PMK di NTB Usai Kunjungan di Lombok Tengah

Diperlukan perhatian khusus dari BNPB dalam penanggulangan PMK di Pulau Lombok sebagai sentra distribusi daging nasional

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto melihat langsung penanganan PMK dengan mengunjungi peternakan di Lombok Tengah 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Lombok Tengah sudah menurun di angka 12 persen dari total kasus 25 ribu ekor.

Tingkat kesembuhan kasus PMK di Lombok Tengah saat ini mencapai 90 persen.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto melihat langsung penanganan PMK dengan mengunjungi peternakan di Lombok Tengah.

Suharyanto melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (20/7/2022).

Baca juga: Polisi Keliling ke Kandang Ternak di Kota Mataram untuk Edukasi Pencegahan Wabah PMK

Suharyanto mengunjungi kandang sapi di Desa Sukara, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

Menurut Suharyanto, NTB, khususnya Pulau Lombok, menjadi sentra utama distribusi daging nasional.

Diperlukan perhatian khusus dari BNPB dalam penanggulangan PMK di Pulau Lombok.

Adapun strategi BNPB dalam penanganan PMK ini, terdiri dari empat langkah.

Langkah pertama adalah geo security, yakni seluruh pihak membersihkan kandang-kandang sapi.

"Geo security, memastikan tempat-tempat dari mulai kandang kampung-kampung, desa kecamatan untuk melakukan disinfeksi," kata Suharyanto.

Kemudian, yang kedua melakukan vaksinasi terhadap sapi-sapi yang sehat agar memiliki kekebalan imunitas tubuh.

Langkah ketiga adalah pengobatan bagi hewan yang terjangkit PMK dengan obat yang dijual di toko atau obat tradisional.

"Sapi yang sakitnya belum parah itu bisa dilaksanakan dengan pengobatan meskipun obat secara khususnya belum ada, tapi bisa diberikan vitamin antibiotik," kata Suharyanto.

Terakhir, hewan yang cukup parah terjangkit PMK harus dipotong paksa untuk memutus rantai penyebaran.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved