Berita Lombok Timur
Lomba Begasingan Se-Pulau Lombok Akan Hadir di HUT RI Ke-77
Tim Begasingan Tunggal Galih akan mengadakan turnamen begasingan se-Pulau Lombok.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Tim Begasingan Tunggal Galih akan mengadakan turnamen begasingan se-Pulau Lombok.
Turnamen Begasingan Tunggal Galih Cup tersebut akan digelar di lingkungan Batu Mulut Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Lalu Guruh Aprianto saat dikonfirmasi TribunLombok.com Rabu (20/7/2022).
Ia menyebutkan turnamen Begasingan Tunggal Galih Cup tersebut digelar dalam rangka memeriahkan HUT Republik Indonesia yang ke-77 tahun sekaligus untuk melestarikan budaya Lombok.
"Turnamen ini dalam rangka memeriahkan HUT RI sekaligus untuk melestarikan budaya kita, juga untuk menyambung tali silaturahmi," Jelasnya.
Baca juga: Adu Gasing di Lombok Timur Makin Bergengsi, Pembuatannya Sampai Habiskan Duit Jutaan Rupiah
Turnamen tersebut akan berjalan selama dua bulan.
Dimulai dari tanggal 22 Agustus sampai dengan tanggal 22 Oktober mendatang.
Sementara jumlah tim yang akan mengikuti turnamen begasingan itu diperkirakan sekitar 40 tim begasingan yang tersebar di pulau Lombok.
Lebih lanjut Aprianto menyebut turnamen begasingan itu nantinya akan menggunakan sistem kompetisi penuh yang akan dibagi menjadi empat pool.
Baca juga: Pencairan Tahap Kedua Dana untuk 18 Desa di Lombok Timur Masih Tertunda
Sehingga masing-masing pool akan mengeluarkan empat tim juara untuk masuk ke babak 16 besar.
"Masing-masing pool nanti akan menghadirkan empat tim juara dan itu yang akan masuk ke babak selanjutnya," katanya.
Disebutkan persyaratan untuk bisa mengikuti turnamen itu yang paling utama ialah harus memiliki tim begasingan yang berjumlah minimal 10 orang, kurang dari itu tidak bisa ikut serta dalam turnamen.
Selain itu, membayar uang pendaftaran sebesar Rp500 ribu per tim, berat gasing maksimal 2,3 kilogram untuk atas dan 2 kilo untuk bawah dan peserta turnamen harus memakai pakaian adat Sasak saat turnamen berlangsung.
"Acara ini sekaligus sebagai cara kita untuk melestarikan dan mepertahankan adat begasingan ini agar tetap eksis dan yang paling utama itu menjaga silaturahmi antar penghobi begasingan, karena begasingan hampir di setiap kecamatan sudah ada," katanya.
Dirinya berharap pemerintah daerah bisa memasukkan begasingan ini dalam kalender event dan diakui sebagi adat kebudayan yang ada di Lombok sebagaimana budaya peresean.
"Kita juga harap agar pemerintah membuatkan kita tempat khusus untuk bermain begasingan ini, " tutupnya.