Kisah Sedih Beberapa SD di Daerah Indonesia yang Sepi Peminat, Ada yang Sama Sekali Tak Dapat Siswa

Berikut kisah sedih beberapa Sekolah Dasar di wilayah Indonesia seperti Semarang dan Yogyakarta yang sepi peminat. Ada yang tak dapat siswa.

Editor: Irsan Yamananda
KOMPAS.com/Indra Akuntono
Ilustrasi siswa SD. Berikut kisah sedih beberapa Sekolah Dasar di wilayah Indonesia seperti Semarang dan Yogyakarta yang sepi peminat. Ada yang tak dapat siswa. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Sekolah Dasar (SD) di beberapa wilayah Indonesia disebut sepi peminat.

Bahkan, ada Sekolah Dasar yang sama sekali tak mendapatkan siswa saja pada tahun 2022 ini.

Berikut deretan kisah sedih beberapa SD di wilayah Indonesia yang mendapatkan sedikit siswa.

Sekolah Dasar (SD) 197 Solo

Sebuah kelas 1 SD di Solo, Jawa Tengah hanya mendapatkan satu orang siswa saja tahun ini.

Siswa SD yang dimaksud bernama Azzam.

Ia terlihat didampingi sang guru untuk berkeliling pada hari pertamanya bersekolah di SD 197 Solo.

Sang guru berharap Azzam mengenal lingkungan tempat ia akan menimba ilmu.

Sayangnya, Azzam hanya sendirian.

SD tempatnya menuntut ilmu itu hanya mendapatkan satu orang siswa yang mendaftar.

Baca juga: Serunya Tanggapan Anak-Anak yang Sudah Menjalani PTM di Sekolah

Meski belajar sendirian, namun antusias Azzam dalam menjalani rutinitas baru patut dicontoh.

Sementara itu, mimpi Azzam untuk bertemu teman-teman sekelas baru belum dapat terwujud tahun ini.

Karena rencana penggabungan sekolah atau regruping baru akan direalisasikan pada tahun depan seperti dikutip dari Kompas TV.

Sekolah Dasar Kristen Widodo Plampang

Kasus serupa juga menimpa Sekolah Dasar Kristen Widodo Plampang di Pedukuhan Plampang II, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mereka hanya menerima dua siswa untuk tahun ajaran 2022-2023. Kedua siswa itu perempuan.

Penerimaan siswa tahun ini dianggap lebih baik dari tahun ajaran lalu yang tidak memperoleh siswa sedikit pun.

“Tahun ini ada dua siswa, perempuan semua,” kata Kepala Sekolah SD Kristen Widada, Agus Edy Purwanto, Rabu (13/7/2022).

Dengan kehadiran dua siswa baru, SD ini sekarang memiliki total 10 siswa. Mereka semua terdiri dari empat siswa di kelas enam, tiga siswa di kelas empat, dan satu anak di kelas tiga.

“Ditambah dua siswa baru tahun ini, semua jadi 10 siswa,” kata Agus.

Baca juga: BBPOM Mataram: Kualitas Jajanan Anak di Sekolah Perlu Diawasi

SD Widodo terpencil di sebuah bukit di Kulon Progo. Sekolah terletak jauh dari Wates, ibu kota Kulon Progo. Lebih dari 45 menit berkendara dengan roda dua.

Sekolah ini berada di dataran tinggi yang dinamai Bukit Menoreh.

Perjalan ke sana melewati jalan aspal dengan jurang dan tebing yang ditumbuhi perkebunan rakyat. Jalanan curam dan licin karena berpasir.

SD Widodo didirikan Yayasan Widodo yang merupakan kepanjangan pelayanan Gereja Kristen Jawa di desa Temon dan Palihan untuk bidang pendidikan seperti dikutip dari Kompas.

Sekolah Dasar (SD) Negeri Sruwen 01

Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, kekurangan siswa. Hingga Sabtu (2/7/2022), hanya ada satu pendaftar di sekolah tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo Priyatmo mengatakan, karena hanya ada satu siswa, masa pendaftaran di sekolah tersebut diperpanjang.

"Saat ini baru ada satu pendaftar di sekolah tersebut, maka masa pendaftaran diperpanjang hingga 11 Juli 2022 atau saat memasuki tahun ajaran baru," terangnya, Sabtu (2/7/2022).

Sukaton mengungkapkan, ada banyak faktor penyebab kurangnya minat pendaftar di sekolah tersebut. Di antaranya banyak anak di sekitar sekolah yang belum memenuhi ketentuan untuk mendaftar, terutama soal usia.

"Jadi memang untuk tahun ajaran saat ini, usianya belum sesuai syarat, banyak yang masih TK. Kemungkinan tahun depan, sudah bisa melakukan pendaftaran," ucapnya seperti dikutip dari Kompas.

Baca juga: Sistem Zonasi SD dan SMP Ditetapkan, Dikbud Lotim Tekankan Tak Lagi Ada Istilah Sekolah Unggulan

SD Negeri Sugihan 3

Di halaman sekolah yang luasnya tak seberapa, siswa SD Negeri Sugihan 3 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, berlarian dengan riang. Sementara itu, para gurunya terlihat sedang menata buku dan ruang kelas.

Meski para siswa bersukacita menyambut tahun ajaran baru 2022/2023, para guru di sekolah tersebut harus bekerja keras. Tahun ini, SD Negeri Sugihan 3 tidak ada siswa baru.

Praktis, para siswa hanya mengisi kelas 2 hingga kelas 6 dengan total 30 orang. Tiap kelas berisi antara lima hingga enam siswa.

Kepala Sekolah SD Negeri Sugihan 3 Septina Ika Kardasih mengatakan, ada banyak sebab hingga sekolah yang dipimpinnya tidak mendapatkan siswa tahun ajaran baru ini.

"Tahun ini memang tidak ada siswa yang mendaftar. Penyebabnya di antaranya lokasi sekolah yang jauh dari permukiman warga," terangnya, Rabu (13/7/2022).

Selain itu, tidak ada anak usia sekolah yang memenuhi syarat pendaftaran.

"Anak usia sekolah cenderung mendaftar di sekolah yang dekat dengan rumahnya. Apalagi di Sugihan ini ada empat sekolah dasar. Tiga sekolah negeri dan satu swasta yang letaknya lebih strategis," kata Ika seperti dikutip dari Kompas.

SD Negeri Bumi 1 Solo

Sekolah Dasar Negeri Bumi 1 Solo hanya menerima lima siswa baru hingga penutupan dan daftar ulang penerimaan peserta didik baru (PPDB) ditutup, Selasa (5/7/2022) pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Serunya Tanggapan Anak-Anak yang Sudah Menjalani PTM di Sekolah

Kepala SD Negeri Bumi 1 Solo Sri Handayani mengatakan, minimnya siswa yang mendaftar, terjadi sejak pemerintah menerapkan PPDB sistem zonasi.

"Kami sudah melakukan banyak hal, mulai menyebar pamflet, promosi, namun ya memang hasilnya ya seperti ini," kata Sri Handayani, dikutip dari Tribunsolo.com, Selasa.

Sri Handayani mengatakan, sebenarnya, SDN Bumi I Solo menerima pendaftaran 6 calon siswa baru.

Namun, satu calon siswa batal masuk karena lokasi kediaman yang terlampau jauh.

"Awalnya, ada tambahan satu lagi karena calon siswa menjadikan (sekolah) ini pilihan kedua," jelas dia.

"Tapi, setelah dihubungi, tidak bisa karena rumahnya terlalu jauh," katanya.

Tahun ini, SDN Bumi 1 Solo menyiapkan 28 kursi atau hanya 1 kelas untuk siswa baru kelas 1.

Namun, karena sistem zonasi, banyak siswa yang tidak tertampung masuk ke sekolah tersebut.

SDN Bumi 1 Solo memang terletak di tengah kota Solo yang memiliki banyak gedung perkantoran.

Sehingga, mendapatkan siswa lewat sistem zonasi, dirasa cukup sulit.

Apalagi, rumah atau permukiman yang terletak di sekitar sekolah, hanya sedikit seperti dikutip dari TribunSolo.

(Kompas TV/ Natasha Ancely) (Kompas/Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua, Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana) (TribunSolo/ Eka Fitriani)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved