Kasus PMK di NTB Turun, Angka Kesembuhan 60.289 Ekor

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan tingkat kesembuhan hewan ternak yang terjangkit PMK meningkat.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
TribunLombok.com / Lalu Helmi
Sapi yang pernah terdampak PMK di Kebon Ayu, Gerung, Lombok Barat. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Jumlah kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi,kerbau dan kambing di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) trennya semakin menurun, seiring dengan penanganan yang masif dan baik.

“Penanganan wabah PMK pada ternak yang merata terjadi di lima kabupaten dan kota di Pulau Lombok, kini mulai dapat teratasi dan trendnya turun,”kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi pada rapat membahas perkembangan penanganan PMK yang dipimpin kepala BNPB, Kamis malam (14/7/2022) di Mataram.

Menurutnya, sebaran PMK di NTB, terdiri dari dua kategori wilayah, yaitu daerah wabah ada 4 Kabupaten, 37 kecamatan dan 424 desa dan kelurahan.

Sedangkan daerah tertular ada 1 kota, 6 kecamatan dan 19 kelurahan.

Baca juga: Tinjau RSAM Narmada, Bupati Lombok Barat Canangkan Konsep Green Hospital

Perkembangan PMK di pulau Lombok, hingga tanggal 13 Juli 2022 berdasarkan data, ada 950.551 ekor populasi hewan rentan PMK yang terdiri dari sapi, kerbau, kambing, domba dan babi.

Dari angka tersebut, jumlah kasus sebanyak 75.487 ekor, yang sakit sebanyak 14.839 ekor dan sembuh 60.289 ekor.

Sekda yang juga Selaku ketua Satgas Penanganan PMK Prov. NTB, menjelaskan bahwa setelah dilakukan penanganan dengan pengobatan ternak sakit, isolasi ternak, desinfeksi kandang, dan diberikan vaksin, maka ternak sapi yang terinveksi PMK kesembuhan semakin meningkat.

“Sehingga ternak sapi yang sakit semakin menurun, ini terjadi di semua Kabupaten,” jelas Miq Gite sapaan Sekda.

Serapan vaksin ternak juga telah dilaksanakan di 5 Kabupaten/Kota di Provinsi NTB. Namun, kebutuhan vaksin untuk ternak masih kurang, oleh sebab telah dilakukan pengajuan alokasi vaksin yang akan segera dikirim oleh pemerintah pusat.

Baca juga: Jadwal DLN Oasis Lombok-Surabaya Juli 2022, Berikut Aturan Terbaru Naik Kapal Laut

Untuk kebutuhan vaksin yang diterima sebanyak 5.000 Dosis, terdiri dari jenis Vaksin Aftopor dan telah disuntikan sebanyak 4.008 Dosis. Sehingga sisanya masih ada 992 Dosis. Kemudian tambahan alokasi vaksin ada 38.000 Dosis. Sedangkan kebutuhan vaksin sebanyak 418.721 Dosis untuk Sapi dan Kerbau.

“Target akhir kami, Provinsi NTB harus bebas PMK,”kata mantan Kadis Penanaman Modal dan PTSP Prov. NTB

Sementara itu, pihaknya juga akan tetap mempertahankan pulau Sumbawa untuk tetap bebas PMK, dengan menempuh langkah seperti, menutup masuknya hewan rentan PMK ke pulau Sumbawa, melakukan protokol biosecurity di pintu-pintu masuk (pelabuhan) ke pulau Sumbawa dan mengusulkan vaksinasi di pulau Sumbawa.

“Langkah penanganan PMK, telah kami lakukan, dengan membentuk satgas dan posko, memperketat dan mengawasi lalu lintas ternak, menyediakan dan menyiapkan logistic penunjan seperti antibiotic, melakukan vaksinasi, menyiapkan SDM dilapangan seperti dokter hewan, dan sosialiasi serta edukasi kepadamasyarakat,”ujarnya.

Lebih lanjut tambah Miq Gite, bahwa terbentuknya Satgas penanagan wabah PMK di  6 Kabupaten/ kota, termasuk di Kabupaten Sumbawa, menjadi kunci percepatan penanganan kasus PMK pada ternak sapi, kerbau dan kambing di Pulau Lombok, NTB.

Baca juga: Jadwal Waktu Sholat Wilayah NTB Jumat 15 Juli 2022: Mulai dari Lombok, Dompu Hingga Kota Mataram

“Sehingga,dalam waktu dekat, kepala BNPB berencana akan berkunjung ke NTB untuk meninjau perkembangan penanganan PMK,”ungkap pria yang pernah menjabat Kabag Humas Setda Provinsi NTB ini.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved