Berita Nasional
Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Ancaman Baru Bagi UMKM Pasca Pandemi
Apindo menilai, kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kg dan bright gas 5,5 kg memberikan efek yang jelas.
TRIBUNLOMBOK.COM - Harga elpiji nonsubsidi naik.
Kenaikan ini dikonfirmasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Apindo menilai, kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kg dan bright gas 5,5 kg memberikan efek yang cenderung merugikan.
Terutama bagi para pelaku UMKM di sektor makanan serta minuman atau F&B.
Baca juga: Sekda Lombok Timur Sayangkan UMKM Lokal Tak Maksimal Sambut MTQ Ke-29 Provinsi NTB
Nina Nursinah, Anggota Dewan Pertimbangan Apindo mengungkapkan pelaku UMKM sedang dalam fase bangkit pasca dua tahun terakhir terpuruk akibat pandemi covid-19.
Menurutnya, momentum kenaikan harga elpiji datang di waktu yang kurang tepat.
"Mereka lagi berusaha bagaimana bisa bangkit lagi. Kenaikan harga elpiji ini momentumnya kurang pas, seberapapun kenaikan itu jadi beban UMKM di sektor makanan dan minuman," ucap Nina saat dihubungi, Senin (11/7/2022).
Apalagi, sambungnya, para UMKM yang pada tiap produksi menggunakan elpiji.
Baca juga: Aheruddin Harap Pemda Wujudkan UMKM Handal di KSB
Ia menyebut sektor-sektor F&B saat ini tidak hanya menghadapi kenaikan harga elpiji, tetapi juga bahan-bahan lain yang turut melonjak.
"Sekarang minyak goreng naik, bumbu-bumbu semua naik ditambah harga gas yang naik. Sehingga sektor makanan dan minuman ini perlu dukungan banget dari pemerintah," katanya.
Nina berharap ada bantuan berupa subsidi yang dapat menjadi solusi dari melambungnya harga bahan baku.
Dengan demikian, UMKM yang bergerak di sektor makanan dan minuman setidaknya dapat bertahan di tengah berbagai kenaikan harga.
Baca juga: Berkah Event MXGP Samota 2022, UMKM Peroleh Untung dan Usaha Kembali Bergairah
"Pemerintah harus memberikan subsidi atau bantuan lain agar mereka bebannya berkurang. Kasian mereka modalnya sudah habis tertekan pandemi kemarin," tutur Nina.
Pertamina telah menaikkan harga LPG nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kg dan tabung elpiji 12 kg disesuaikan sekitar Rp 2.000 per kg.
Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia.