Berita Internasional

Buntut Kerusuhan di Sri Lanka, Istana Presiden Dikuasai Massa Protes

Buntut krisis ekonomi Sri Lanka membuat masyarakat lepas dari kendali negara.

Editor: Robbyan Abel Ramdhon
twitter/GeorgeAnagli
Masyarakat Sri Lanka tidur di ranjang milik Presiden Gotabaya Rajapaksa, Minggu (10/7/2022). 

TRIBUNLOMBOK.COM – Buntut krisis ekonomi Sri Lanka membuat masyarakat lepas dari kendali negara.

Negeri di sebelah utara Samudera Hindia di pesisir tenggara India itu, bahkan kini mendekati masa kekosongan kekuasaan.

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengumumkan akan mengundurkan diri dari jabatannya pada 13 Juli 2022 mendatang karena mengakui tak mampu lagi memperbaiki krisis ekonomi di negaranya.

Sesaat setelah pengumuman tersebut, ribuan massa menyerbu kediamannya di istana kepresidenan pada Sabtu (9/7/2022).

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut: Tak Bisa Beli BBM, Warga Berbondong ke Luar Negeri Hingga Presiden Tolak Mundur

"Rajapaksa telah setuju untuk mengundurkan diri pada 13 Juli. Keputusan diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai, karena itu saya meminta masyarakat untuk menghormati hukum dan menjaga perdamaian," kata Ketua DPR Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena.

Sebelumnya para demonstran menuntut perguliran kepemimpinan agar kondisi ekonomi Sri Lanka yang telah merosot dapat diminimalisir.

Sebab belakangan diketahui, Sri Lanka telah mengalami kekurangan cadangan devisa seiring utang negara yang kian membengkak.

Tidak hanya kediaman Presiden Rajapaksa yang digeruduk massa, rumah perdana menteri Ranil Wickremesinghe juga turut diserbu massa yang melakukan protes atas bangkrutnya ekonomi Sri Lanka.

Baca juga: 9 Tewas dan 200 Orang Terluka Akibat Kerusuhan di Sri Lanka, Bagaimana Kondisi Eks Perdana Menteri?

Saat ini 22 juta warga di negara Sri Lanka menderita kekurangan pangan, obat-obatan serta bahan bakar selama berbulan-bulan setelah pemerintah gagal melakukan impor barang-barang vital tersebut.

Protes pelengseran presiden Rajapaksa sebenarnya sudah dimulai pada awal Maret.

Akan tetapi aksi ini baru pecah pada Sabtu kemarin, dimulai dengan berkumpulnya ribuan orang yang berasal dari berbagai wilayah di alun-alun Galle Face Green Kolombo, kemudian massa mulai bergerak ke arah perkotaan dan berakhir di istana Kolombo.

Ratusan orang terlihat berjalan menyusuri istana.

Beberapa di antaranya tampak riuh melompat ke kolam kompleks, sementara sisanya bersantai di kamar tidur mewah milik gedung kepresidenan tersebut.

“Saya datang kesini untuk mengusir presiden. Situasi di negara ini tidak baik,” ujar Gihan Roshan, salah satu demonstran.

Meski sejumlah tentara dan polisi sudah ditempatkan untuk memblokade akses para demonstran, namun karena jumlah massa yang membludak membuat pihak keamanan setempat kewalahan menahan massa yang menyerukan aksi pengunduran diri Rajapaksa.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved