Penembak Mantan PM Jepang Shinzo Abe Pernah Bekerja untuk Pasukan Bela Diri

Polisi Jepang telah menangkap pelaku penembakan bernama Yamagami Tetsuya itu. Dia dijerat pasal percobaan pembunuhan terhadap mantan PM Jepang.

Editor: Dion DB Putra
@twitter.com/@Defense785
Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. 

TRIBUNLOMBOK.COM, NARA - Tersangka penembak mantan Perdana Menteri ( PM) Jepang, Shinzo Abe pernah bekerja untuk Pasukan Bela Diri Maritim selama tiga tahun.

Polisi Jepang telah menangkap pelaku penembakan bernama Yamagami Tetsuya itu. Dia dijerat pasal percobaan pembunuhan terhadap mantan PM Jepang

Sumber investigasi otoritas Jepang kepada NHK, Jumat (8/7/2022) siamh menyebutkan, senjata yang disita di tempat kejadian tampaknya buatan tangan.
Yamagami Tetsuya yang berusia 41 tahun tinggal di Kota Nara, tempat penembakan terhadap Abe.

Indonesia Open: Tai Tzu Ying dan Jurnalis Jepang Senang Melihat Antusiasme Penonton di Istora

Baca juga: Profil Atlet Bulu Tangkis Shesar Rivan Rhustavito, Penentu Kemenangan Lawan Jepang di Piala Thomas

Sumber pertahanan Jepang mengatakan Tetsuya bekerja untuk Pasukan Bela Diri Maritim selama tiga tahun hingga tahun 2005.

Adapun motif tersangka nekat menembak Shinzo Abe karena dia tidak puas terhadap mantan pemimpin Jepang itu.

Wartawan NHK di tempat kejadian mendengar dua tembakan sekira pukul 11.30 waktu setempat, tak lama setelah Shinzo Abe mulai berbicara.

Polisi menjelaskan, Shinzo Abe tampaknya telah ditembak di sekitar dada dan lehernya.

Pejabat darurat Jepang mengatakan, Abe terlihat tidak memiliki tanda-tanda kehidupan.

Shinzo Abe berada di kota Nara untuk mendukung seorang kandidat dalam pemilihan Majelis Tinggi akhir pekan ini.

Kondisi serius

Sementara Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida membeberkan kondisi terkini Mantan PM Jepang Shinzo Abe setelah ditembak pada Jumat (8/7/2022).

Dia mengatakan kepada wartawan, mantan PM Shinzo Abe dalam kondisi serius atau sangat parah setelah diserang di Kota Nara.

"Ini adalah tindakan barbar yang terjadi selama periode pemilu, yang merupakan dasar demokrasi. Ini benar-benar tidak dapat dimaafkan," ungkap Kishida, dikutip dari NHK.

Dia pun berdoa untuk keselamatan Mantan PM Jepang Shinzo Abe. "Saya berdoa agar mantan perdana menteri Abe dapat bertahan. Saya mengutuk tindakan (penembakan) itu dengan keras," ujarnya.

Kishida menambahkan bahwa penting bagi pemerintah untuk bersiap mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghadapi segala kemungkinan situasi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved