Budaya NTB

4 Pribahasa Sumbawa Lengkap dengan Maknanya

Porat air ola poto (menarik bambu lewat ujungnya). Menarik bambu lewat ujung pastilah akan tersendat-sendat karena rantingnya.

Penulis: Galan Rezki Waskita | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM/GALAN REZKI WASKITA
Pertunjukkan budaya di Istana Dalam Loka Sumbawa. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Gakan Rezki Waskita

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Pribahasa adalah bagian dari aspek kebudayaan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Pribahasa sarat akan nilai sosial yang sekaligus menjadi karakter dari suatu budaya.

Demikian juga di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Pribahasa telah menjadi bagian dari cara masyarakat bertutur.

Baca juga: Resep Membuat Sepat, Kuliner Khas Sumbawa

Inilah 4 pribahasa Sumbawa yang berhasil Tribunlombok kumpulkan untuk anda.

1. Porat air ola poto (menarik bambu lewat ujungnya)

Menarik bambu lewat ujung pastilah akan tersendat-sendat karena rantingnya.

Maknanya, ini adalah keadaan ketika mengajak orang yang bermalas-malasan atau tidak punya inisiatif.

2. Eye api ke oram (mengambil api dengan sapu lidi)

Mengambil api dengan sapu lidi pastilah akan membuat sapunya cepat terbakar dan api tidak bertahan lama.

Ini adalah ungkapan yang disebutkan untuk orang yang mengerjakan sesuatu secara buru-buru.

Baca juga: Bupati Sumbawa Bicara soal Pemanfaatan Ruang DAS Moyo

3. Liwat no dapat (lewat/pergi tapi tak sampai)

Ungkapan ini disampaikan bagi orang yang terlalu banyak berargumen/mengkritik.

Sementara ia sendiri tidak mampu memberi solusi atau mengerjakan apa yang ia komentari.

4. Rezeki gagak no si ete ling elang (rezeki gagak tidak akan diambil oleh elang)

Pribahasa ini menjelaskan rezeki manusia tidak akan tertukar satu sama lainnya.

Sampai dengan saat ini, pribahasa masih akrab digunakan masyarakat Sumbawa dalam percakapan sehari-hari.(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved