Program Unggulan Dinas LHK Provinsi NTB: Zero Waste dan NTB Hijau

Konsep zero waste berfokus pada pencapaian tujuan agar masyarakat merasakan dampak ekonomi dari pengelolaan sampah

Penulis: Laelatunniam | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Ilustrasi. Suasana hutan Sesaot Lombok Barat tampah bersih dari sampah. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB saat ini sedang melancarkan dua program unggulan, yaitu zero waste dan NTB hijau. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB saat ini sedang melancarkan dua program unggulan, yaitu zero waste dan NTB hijau.

Koordinator Satgas Zero Waste Dian Sosianti Handayani menceritakan konsep zero waste yang berfokus pada pencapaian tujuan masyarakat merasakan dampak ekonomi dari pengelolaan sampah.

Contohnya, pengelolaan sampah dengan membudidayakan magot.

Magot akan dikembangkan dengan menggunakan sampah organik sebagi pakan.

Baca juga: Dinas LHK NTB Gencarkan Program Zero Waste dengan Memberdayakan Hero Lokal di Setiap Desa

Kemudian dalam beberapa waktu magot tersebut dijual sebagai pakan ternak dan olahan lain dengan nilai jual yang cukup tinggi di pasaran.

Hal iniah yang diinginkan oleh Dinas LHK Provinsi NTB untuk dikembangkan di setiap desa.

Sementara ini, dari ribuan desa yang tersebar di seluruh penjuru NTB, baru sekitar 400 desa yang memiliki bank sampah dengan pengelolaannya.

Di Lombok Barat disebut sebagai bank sampah percontohan untuk desa-desa yang lain.

Pengelolanya adalah Faizul, ia mengelola sampah satu desa dengan pengangkutan yang sudah terpilah dari masyarakat.

Masyarakat diberi ember masing-masing satu untuk memilah sampah organik dan non organik.

Menariknya lagi, masyarakat yang memilah sampah mendapat bibit tanaman yang disediakan Pak Faizul secara gratis.

Program kedua yaitu NTB hijau, di mana program ini disebutkan sudah menjadi tugas kehutanan sejak lama sebelum program zero waste digaungkan saat ini.

"Misalnya pengamanan hutan, penjagaan hutan, penanaman dan sebagainya, itu sudah tugas LHK sejak lama," sebut Dian.

NTB hijau memiliki target dalam kurun waktu lima tahun, yaitu melakukan penanaman sekitar 152 ribu hektare, akan tetapi yang baru terlaksana sekitar 30 ribu hektare.

Baca juga: Pengelolaan Sampah Organik Digalakkan di NTB, Kembangkan Konsep Zero Waste Bernilai Ekonomis

"Sehingga dapat dikatakan capaian NTB hijau masih kecil," kata Dian.

Meskipun capaian ini masih kecil, sebut Dian, bukan berarti NTB hijau tidak bergerak.

Melainkan saat ini sedang melancarkan bibit bakti sosial.

Sistemnya masyarakat datang ke Dinas LHK Provinsi NTB untuk memi ya bibit yang mereka butuhkan.

Kemudian ditindaklanjuti kepada pihak terkait penyedia bibit untuk menyediakan bibit yang diminta masyarakat.

"Satu tahun terakhir banyak yang datang untuk bibit bakti sosial tersebut," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved