Dinas LHK NTB Gencarkan Program Zero Waste dengan Memberdayakan Hero Lokal di Setiap Desa

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB saat ini gencar melaksanakan program zero waste dengan memberdayakan tokoh lokal.

Penulis: Laelatunniam | Editor: Wahyu Widiyantoro
Dok. Diskominfotik NTB
Bank Sampah Gelisah, di Kampung Banjar Ampenan, Rabu (16/6/2021). Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB saat ini gencar melaksanakan program zero waste dengan memberdayakan tokoh lokal. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB saat ini gencar melaksanakan program zero waste dengan memberdayakan tokoh lokal.

Koordinator Satgas Zero Waste Dian Sosianti Handayani menyebut pengembangan zero waste di masyarakat NTB tidak mudah.

"Kalau kita bicara zero waste itu memang susah, soalnya itu karakter, akan tetapi kalau di NTB itu konsepnya bagaimana zero waste itu bernilai ekonomi," tutur Humas Dinas LHK NTB, Kamis (30/6/2022).

Dian menyebut program zero waste bukan berarti tidak bisa dikembangkan.

Baca juga: Menuju NTB Zero Waste, Perlu Teknologi Canggih dan Kucuran Dana Rp42 Miliar untuk TPA Kebon Kongok

Dinas LHK gencar menjalankan program zero waste dengan memberdayakan hero lokal di setiap desa.

Hero lokal ini adalah sebutan untuk relawan yang sudah bergelut sejak lama pada pengelolaan sampah desa.

Semisal, relawan Faizul Bayani asal Kekeri, Lombok Barat yang melakukan pengelolaan sampah desa dengan cara unik.

"Pak Faizul ini benar-benar harus menjadi percontohan desa yang lain, ia mengambil sampah hampir satu dusun, dalam kondisi yanb terpilah," kata Dian.

Caranya, masyarakat diberi ember satu per satu untuk memilah sampahnya sendiri dari rumah.

Kemudian apabila ada masyarakat tidak memilah sampahnya, Pak Faizul tidak akan mengangkut sampah mereka.

"Jadi gak ada pilihan lain, masyarakat harus memilah sendiri," cerita berlanjut.

Cara ini disebut menarik dan terbukti berhasil membuat masyarakat memilah sampahnya sendiri dari rumah.

Dian menguraikan sampah yang dihasilkan setiap desa itu berton-ton akan tetapi yang dapat diolah hanya sebagian kecil, paling banyak 100 kilogram dari 1 ton sampah.

Penyebabnya adalah sampah yang tidak terpilah.

Baca juga: Bumdes Terintegrasi Bank Sampah, Upaya DPMPD Dukcapil Prov NTB Wujudkan Zero Waste

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved