Berita Lombok Barat
Bupati Lombok Barat Berikan Pembekalan Untuk Mahasiswa KKP UIN Mataram, Dorong Tekan Angka Stunting
Dalam kegiatan tersebut Bupati Lombok Barat ditunjuk langsung sebagai narasumber didampingi oleh Rektor UIN Mataram dan Ketua LP2M UIN Mataram.
Penulis: Lalu M Gitan Prahana | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid memberikan pembekalan Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram dengan tema “Membangun Kewirausahan Mandiri Berbasis Moderasi Beragama" di Auditorium UIN Mataram, Rabu (29/6/2022).
Dalam kegiatan tersebut Bupati Lombok Barat ditunjuk langsung sebagai narasumber didampingi oleh Rektor UIN Mataram dan Ketua LP2M UIN Mataram.
Pada kesempatan itu, ia mengatakan bahwa pmerintah Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB pada umumnya menaruh harapan kepada para mahasiswa peserta Kuliah Kerja Partisipasif (KKP), Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, baik di Lombok Barat maupun daerah lain untuk dapat menyalurkan ilmu yang dimilikinya ke masyarakat.
Ia juga percaya mahasiswa memiliki pemahaman intelektual yang lebih.
Baca juga: Pelaku Pembobolan Sekolah di Lombok Barat Tertangkap, Terancam 5 Tahun Penjara
"Sehingga momen ini dapat digunakan untuk mensosialisasikan program pemerintah di manapun ditempatkan," tutur Fauzan Khalid.
Ia juga menyampaikan bahwa salah satu isu nasional yang terus digalakkan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, yakni penekanan angka kasus stunting.
Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir.
"Hal ini mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan lebih rendah atau pendek/kerdil dari standar usianya," ujar bupati.
Baca juga: Wujudkan Lombok Barat News Network, Diskomunfotik Gelar Sekolah Jurnalistik dan Kajian Berita
Stunting bukan hanya menyerang fisik anak. Penderita stunting juga memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata.
Termasuk sangat berisiko terkena penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung dan diabetes.
"Lombok Barat tahun 2024 harus bebas stunting, termasuk angka pernikahan dini. Silakan dorong dan beri pengetahuan tentang itu agar masyarakat mau melakukannya,” pesan Fauzan Khalid.
Ia juga menyebutkan bahwa pernikahan dini menjadi salah satu faktor penyebab anak kurang gizi.
Usia ayah dan ibu yang masih terlampau muda. Belum memiliki cukup ilmu mengenai asupan gizi bayi, serta kestabilan emosi dan finansial untuk membesarkan anak membuat risiko stunting menjadi lebih besar.
“Umur laki-laki menikah harus 23 tahun sedangkan perempuan 21 tahun. Namun nyatanya di masyarakat banyak yang menikah di bawah umur,” ujar Bupati Lombok Barat itu.