Berita Kota Mataram
Tak Punya Wisata Alam Eksotik, Kota Mataram Andalkan Wisata Buatan Sebagai Pentolan
Kedepannya Dinas Pariwisata memiliki rencana untuk mengembangkan balon udara dan komedi putar di Loang Baloq.
Penulis: Laelatunniam | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Berbicara destinasi wisata, Kota Mataram tergolong wilayah yang tidak memiliki wisata alam yang eksotis seperti air terjun, pantai pasir putih dan sebagainya.
Berbeda dengan wisata yang ada di setiap Kabupaten di Lombok, misalnya Lombok Timur yang menawarkan destinasi track Gunung Rinjani.
Kemudian Lombok Tengah yang kini menjadi destinasi super prioritas karena sirkuit Mandalika dan wisata pantai di sekitarnya.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram HL Nizar Denny Cahyadi menyampiakan bahwa wisata Kota Mataram dapat unggul dengan wisata buatannya.
Baca juga: ADWI 2022: Sandiaga Uno Sebut Taman Loang Baloq Paket Komplit Wisata Alam dan Religi
"Jadi sebenarnya di kota Mataram itu wisata buatan yang kita tonjolkan, seperti Loang Baloq, kita buat ada danaunya, kita adakan kegiatan jual beli dan sebaginya," tuturnya saat bincang bersama reporter TribunLombok.com, Rabu (22/6/2022)
Menurut Haji Denny pengembangan destinasi ke depan adalah destinasi yang benar-benar diinginkan oleh masyarakat.
"Simpel sebenarnya, bagiamana destinasi ini membuat masyarakat happy, itu intinya."
Kedepannya Dinas Pariwisata memiliki rencana untuk mengembangkan balon udara dan komedi putar di Loang Baloq.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Loang Baloq Destinasi Epik: Paket Lengkap Wisata Alam dan Wisata Religi
Ide ini disambut antusias oleh masyarakat, akan tetapi investor masih mempertimbangkan hal ini.
Karena ini terlalu dekat dengan pantai dan tingkat korosinya sangat tinggi, kemudian untuk paralayang area landing dan takeoffnya tidak memadai.
"Kegiatan-kegiatan seperti ini yang sebenarnya bisa kita kembangkan ke depan sebagai sport tourism," paparnya.
Akan tetapi perencanaan ini butuh biaya yang besar.
Karena apabila mengadakan paralayang di Loang Baloq, tempat take off dan landing itu membutuhkan space yang besar.
"Kemungkinan tempatnya akan mengenai tanah masyarakat sekitar, kemudian pilihannya adalah disewa atau dibeli oleh pemerintah untuk aktivitas paralayang take off," jelasnya.