Bima dan Dompu Masuk Musim Kemarau Tapi Cuaca Terasa Dingin, Begini Penjelasan BMKG
Pada musim kemarau saat ini, monsoon yang sedang aktif adalah monsoon Australia atau angin yang berasal dari Australia yang membawa hawa dingin
Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Wilayah Bima dan Dompu sudah memasuki musim kemarau dengan cuaca terasa lebih dingin.
Hawa dingin pada musim kemarau di Bima ini dirasa mulai malam hari hingga subuh yang dikeluhkan warga di Kota Bima.
"Memang setiap musim kemarau di sini ini (Bima) pasti dingin sekali. Juga kering," ujar warga Kelurahan Sarae, Kota Bima Rosmerry.
Dia menambahkan, angin di Bima juga lebih kencang pada siang hari.
Baca juga: Pengelolaan Objek Wisata di Bima Amburadul, Ratusan Destinasi Menarik Terbengkalai
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bima mengatakan, musim kemarau tak harus panas.
"Begitulah sepenggal kalimat yang menggambarkan kondisi cuaca di wilayah Bima dan Dompu saat ini," ujar Kepala BMKG Bima, Topan Primadi.
Menurut Topan, kondisi dingin tersebut sangat normal di Bima.
Paradigma yang terlanjur melekat di masyarakat, kata Topan, musim kemarau identik dengan suhu panas.
Namun kondisi tersebut tak harus terjadi, karena nyatanya musim kemarau di wilayah Bima dan Dompu terasa lebih dingin dibanding saat musim hujan utamanya pada malam dan dini hari.
Penyebabnya, ada dua faktor yang memengaruhi.
Pertama, jelas Topan, karena kondisi cuaca di wilayah Bima dan Dompu sangat dipengaruhi oleh angin monsoon yang sedang aktif.
Pada musim kemarau saat ini, monsoon yang sedang aktif adalah monsoon Australia atau angin yang berasal dari Australia.
Angin Monsoon terjadi akibat gerak semu matahari, saat ini yakni bulan Juni, matahari berada di Belahan Bumi Utara (BBU).
Sehingga aliran massa udara, akan bergerak dari Belahan Bumi Selatan (BBS) atau Australia ke BBU.
Baca juga: Anjing Pelacak Polda NTB Patroli Keliling Sirkuit MXGP Samota, Sterilisasi sambil Cegah Kriminalitas
Ciri khusus massa udara yang berasal dari BBS adalah, bersifat kering dan dingin, karena pada bulan Juli dan Agustus, Australia terjadi musim dingin.
"Hal tersebutlah yang menjadi satu di antara faktor penyebab, dinginnya suhu udara pada musim kemarau," kata Topan.
Kemudian faktor kedua, adanya kondisi awan pada musim kemarau.
Awan dikenal juga sebagai selimut atmosfer, keberadaannya dapat mempengaruhi kondisi suhu suatu wilayah.
Jika terdapat banyak awan, maka kondisi suhu suatu wilayah akan lebih hangat dan begitu pula sebaliknya.
Hal tersebut dipengaruhi oleh keberadaan awan, yang dapat menghalangi pancaran gelombang panjang dari permukaan Bumi.
Sehingga, meningkatkan suhu udara pada suatu wilayah.
Pada musim kemarau saat ini, keberadaan awan sangatlah sedikit.

Sehingga pancaran gelombang panjang, tidak ada yang menghalangi dan kondisi suhu udara terasa lebih dingin, utamanya pada malam dan dini hari.
"Jadi begitu," kata Topan.
Topan menambahkan, memasuki periode puncak musim kemarau di wilayah Bima dan Dompu, masih terdapat potensi terjadi hujan pada bulan Juni dan Agustus 2022.
Prakiraan curah hujan bulan Juni 2022 untuk wilayah Bima dan Dompu, berada pada kategori rendah yakni 0-100 milimeter per bulan.
Baca juga: Pemkot Bima Khawatirkan Roda Pemerintahan Pincang Jika Honorer Dihapus
Kemudian berangsur turun, memasuki bulan Agustus 2022 berada pada kategori rendah 0-50 milimeter per bulan.
Masih adanya potensi hujan pada periode musim kemarau ini, masyarakat perlu tetap mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang.
"Masyarakat dapat memanfaatkan peluang hujan, dengan menampung air untuk mengantisipasi kekeringan," saran Topan.
Selain itu, memasuki periode puncak musim kemarau di wilayah Bima dan Dompu, warga harus waspada potensi kebakaran lahan di seluruh wilayah Bima dan Dompu.
(*)