Berita Bima
Pengelolaan Objek Wisata di Bima Amburadul, Ratusan Destinasi Menarik Terbengkalai
Sejumlah objek wisata di Kabupaten Bima yang terbengkalai yakni situs sejarah wadu pa'a, Benteng Asakota, Taja Ngao, dan Pantai Parado
Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Ada 115 objek wisata yang tersebar di Kabupaten Bima, NTB mulai dari kawasan pantai, pegunungan, hingga kawasan wisata budaya.
Sayangnya, objek wisata di Kabupaten Bima yang berpotensi menghasilkan cuan tersebut terbengkalai dan tidak tertata dengan baik akibat pengelolaan yang buruk.
Data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, hanya 10 objek wisata saja yang mampu dikelola pemerintah.
Seperti air terjun Oi Marai di Kecamatan Sanggar, Taman Kalaki di Kecamatan Palibelo, Pantai Lariti di Kecamatan Sape, Pulau Ular di Kecamatan Wera, pantai Wane di Kecamatan Langgudu, Pantai Kelapa di Kecamatan Sape, pantai Nisa Pudu di Kecamatan Langgudu, Arena Pacuan Kuda di Kecamatan Palibelo, Pesanggrahan di Kecamatan Wawo dan kompleks Uma Lengge di Kecamatan Wawo.
Baca juga: 7 Warga Bima Jadi Korban Perdagangan Manusia, 4 Orang di Antaranya Anak di Bawah Umur
Sedangkan beberapa objek wisata yang terbengkalai ini, di antaranya situs peninggalan sejarah wadu pa'a, Benteng Asakota di Kecamatan Soromandi, Taja Ngao di Kecamatan Wera dan Pantai Parado di Kecamatan Langgudu.
Kadis Pariwisata melalui Pejabat Fungsional Adiatama Ekraf Kepariwisataan, Iwan Supriadi saat ditemui wartawan mengaku pengelolaan objek wisata di Bima amburadul.
"Sepuluh objek wisata yang disebutkan tadi itu saja, tidak teratur dan amburadul. Pengelolanya kadang setor ke kami, kadang ndak," ungkap Adiatama.
Tidak hanya itu, tiga tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Bima mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) pusat dan anggaran dari Pemrov NTB, untuk kepariwisataan.
Belum lagi selama tiga tahun terkahir ini, banyak anggaran dari pusat dan provinsi diarahkan untuk peningkatan destinasi super prioritas di NTB seperti Mandalika dan Sanggigi.
"Tahun sebelumnya, Bima bisa peroleh DAK 2 miliar. Sekarang, semuanya fokus ke Pulau Lombok dan kita di Sumbawa tidak dapat," ungkapnya.
Sehingga ketika sektor wisata tidak terurus kata Iwan, bukanlah hal yang mengejutkan.
"Karena alokasi anggaran dari daerah sangat terbatas. Kemampuan anggaran, hanya bisa melakukan pemeliharaan dan peningkatan fasilitas yang mudah dijangkau," beberapa Iwan.
Ditanya solusi, Iwan mengaku memiliki rencana untuk menyerahkan pengelolaan objek wisata ke pihak ketiga.
Nantinya akan ada Memorandum of Understanding (MoU), yang bisa dibuat antara Dinas Pariwisata dengan pihak ketiga tersebut.
Baca juga: Oknum Guru Honorer Kota Bima Curi HP, Ditangkap Polisi Bersama Seorang Laki-laki