Berita NTB

Proyek Kereta Gantung Rinjani Telan Anggaran 600 Miliar, WALHI Minta Kajian Mendalam

Pathul juga menyebutkan rencana pembangunan proyek kereta gantung sepanjang 11 kilometer tersebut tetap melalui regulasi yang ketat.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
Lanskap Gunung Rinjani. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pembangunan kereta gantung Rinjani dapat dukungan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.

Proyek kereta gantung tersebut ditaksir menelan anggaran hingga Rp600 miliar.

Kendati mendukung proyek kereta gantung tersebut, Bupati Lombok Tengah H Lalu Pathul Bahri mengaku pihaknya belum mendapatkan konfirmasi Pemda NTB terkait rencana pembangunan proyek kereta gantung di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara.

“Belum ya. Nanti kita akan koordinasi lebih jauh dengan Pemprov NTB,” kata Pathul, Minggu (19/6/2022).

Rencana pembangunan proyek kereta gantung ini, ujar dia, belum dirapatkan bersama OPD teknis di Pemda Lombok Tengah.

Kolam Renang Aik Mencerit, Wisata Pemandian di Lombok Timur dengan Sumber Air dari Gunung Rinjani

Pathul juga menyebutkan rencana pembangunan proyek kereta gantung sepanjang 11 kilometer tersebut tetap melalui regulasi yang ketat.

“Kita belum rapatkan. Nanti pasti kita ketemu inshaallah. Kita pastinya mengikuti regulasi yang ada. Pemda inshallah mendukung (proyek kereta gantung)," kata Pathul.

Selain itu Pemda Lombok Tengah melihat proyek kereta gantung ini akan dikaji sesuai kajian Feasibility Study (FS) dan sesuai dengan Detail Engineering Design (DED).
“Ini ada FS-nya. Nanti akan ada uji ada regulasi. inshaallah. Belum ada koordinasi tapi sejauh ini dengan Pemda NTB,” kata Bupati.

Perlu Kajian Mendalam

Dewan Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Dwi Sudarsono, memberikan gambaran terkait rencana pembangunan proyek kereta gantung yang dibangun di bawah kaki Gunung Rinjani tersebut.

Menurut Dwi, selain mengkaji efek secara ekonomi, proyek yang akan menelan anggaran Rp600 miliar tersebut harus dikaji pada sisi dampak sosialnya.

“Apakah mempresentasikan dampak ekonomi yang akan dinikmati oleh masyarakat. Apa juga dampak bagi kawasan wisatawan ke Gunung Rinjani. Ini kan seolah-olah berpotensi mematikan pendakian jalur utara dan timur di Rinjani,” ujar Dwi saat dikonfirmasi, Minggu (20/6/2022).

Jika dibangun untuk kepentingan perekonomian warga lanjut Dwi, bagaimana bentuk pekerjaan yang akan ditawarkan pihak investor untuk menempatkan lapangan pekerjaan bagi warga lokal khususnya di Lombok Tengah.

“Disediakan pekerjaan di mana? Yang saya bayangkan, ini hanya politik ekonomi kalangan menengah ke atas. Bisa dipastikan tempat dan resto dan kafe akan dibangun di sana nanti,” kata Dwi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved