Kementan Sebut Harga Cabai Naik Dipicu Cuaca, Hama, dan Penyakit Jamur

Beberapa daerah (dataran rendah) yang biasa menananam cabai, beralih ke tanaman yang lebih adaptif pada kondisi hujan

TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Komoditi cabai di pasar tradisional Amahami Kota Bima, yang kini harganya bikin emak-emak kepedesan. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) mengurai penyebab harga cabai naik.

Selain itu harga bawang merah naik sehingga lonjakan harga dua komoditas ini diprediksi memicu inflasi pada bulan Juni ini.

Kementan menengarai kondisi cuaca dan hama sebagai pemicu harga cabai dan bawang merah naik.

Baca juga: Harga Cabai Merah di Lombok Tengah Semakin Pedas, Tembus Rp80 Ribu per Kilogram

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, saat ini pemerintah terus menyiapkan 12 kebutuhan bahan pokok mulai dari hulu sampai hilir.

Titik hulu dilakukan di kawasan food estate dan hilir dilakukan bersama mitra lainnya.

“Khusus untuk bawang merah dan cabai, data yang tercatat di kami saat ini dengan anomali yang ada memang banyak lahan-lahan khusus yang di dataran rendah ini mengalami serangan organisme pengganggu tanaman," kata Prihasto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/6/2022).

Prihasto mengaku sudah mempersiapkan langkah lanjutan untuk pengendalian serangan hama dan penyakit jamur.

Tercatat lebih dari 2.000 hektare yang sudah mendapat penanganan secara cepat dan terukur.

Ia mengatakan, dengan kondisi anomali yang ada sekarang ini menyebabkan beberapa daerah (dataran rendah) yang biasa menananam cabai, beralih ke tanaman yang lebih adaptif pada kondisi hujan, lebih adaptif dalam kondisi air.

"Karena itu, memang setelah kami amati di lapangan yang biasa menanam bawang merah, ada beberapa wilayah yang mereka daripada berisiko karena hujan yang cukup deras, sehingga mereka menanam dengan tanaman selain bawang merah," jelas Prihasto.

Lebih lanjut, Kementan menggelar pasar murah khusus bawang dan cabai di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Dalam kegiatan ini, pemerintah menyiapkan 15 ton bawang dan cabai yang dijual dengan harga Rp 32.000 per kilogram dan aneka cabai dijual Rp 59.000 per kilogram.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kegiatan pasar murah merupakan upaya pemerintah dalam menyiapkan pangan murah dan berkualitas untuk kebutuhan warga Jakarta.

Produk hortikultura (cabai rawit) yang diperjualkan di Operasi Pasar Murah, dan di bayar menggunakan QRIS.
Produk hortikultura (cabai rawit) yang diperjualkan di Operasi Pasar Murah, dan di bayar menggunakan QRIS. (Istimewa/KPw BI NTB)

Semua produk horti ini adalah hasil panen petani di kawasan food estate Temanggung dan Wonosobo.

Syahrul memastikan, semua produktivitas hortikultura saat ini dalam keadaan cukup.
Tidak ada kekurangan apalagi kelangkaan.

"Sifat bawang dan cabai itu fluktuasi. Nah saat ini alhamdulillah kalau (harga) naik, artinya petani suka. Tapi ingat, kita juga harus sama-sama mikir negara ini," kata Syahrul.

Sebagai informasi, berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan per 17 Juni, harga cabe rawit merah Rp 89.900 per kilogram.

Semakin Meroket, Harga Cabai di Kota Bima Tembus Rp100 ribu Per kilogram

Harga ini meningkat dibanding per 10 Juni dimana harga cabe rawit merah Rp 61.400.

Sementara harga bawang merah Rp 52.300 per kilogram. Harga ini meningkat dibanding per 10 Juni dimana harga bawang merah Rp 42.100.

(Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Faktor Cuaca dan Hama Diduga Jadi Pemicu Lonjakan Harga Cabai

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved