Sosok Brigjen TNI Lalu Rudy, Danrem 162/WB yang Awalnya Tak Pernah Bercita-cita Jadi Tentara

Siapa sangka, putra mantan Bupati Lombok Tengah dan Wakil Gubernur NTB Lalu Srigede ini tidak pernah bercita-cita menjadi tentara

TRIBUNLOMBOK.COM/REZA EKA ADINUGRAHA
Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede melakukan salam komando dengan jurnalis TribunLombok.com, Dion DB Putra seusai wawancara khusus di Makorem 162/Wira Bhakti di Mataram, Jumat (10/6/2022). 

TRIBUNLOMBOK.COMBrigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede menjabat Danrem 162/Wira Bhakti untuk kedua kalinya mulai 2021 lalu.

Sebelumnya pada tahun 2015, putra daerah NTB asal Lombok Tengah ini pernah menduduki jabatan yang sama Ketika masih berpangkat kolonel.

Siapa sangka, putra mantan Bupati Lombok Tengah dan Wakil Gubernur NTB Lalu Srigede ini tidak pernah bercita-cita menjadi tentara.

Baca juga: Danrem 162/WB Brigjen TNI Lalu Rudy: Saya Ikut Merasakan Euforia MotoGP di Sirkuit Mandalika

Apalagi sampai bisa berada di jabatannya sekarang ini dengan pangkat jenderal bintang satu.

“Kalau cita-cita, jujur saya tidak ada. Orang tua saya orang sipil Bupati dan terakhir Wagub NTB. Saya tidak ada bayangan gak ngerti tentara,” urai Lalu Rudy dalam wawancara khusus Trilogi – TribunLombok.com Dialog dan Inspirasi, Jumat (10/6/2022).

Dia kemudian bercerita suatu kala ketika dia masih kecil tinggal di pendopo Bupati Lombok Tengah.

“Ada komandan pleton lulusan Akabri saya ingat itu bawa bawa pistol tapi tidak ada tertarik,” kenangnya.

Hingga kemudian dia beranjak remaja dan melanjutkan sekolah di SMAN 1 Batu.

Lalu Rudy remaja memiliki kawan satu sekolah dengan latar belakang punya keluarga besar dari TNI.

“Teman saya sekolah ini anak keponakannya Walikota Malang, nah Walikota Malang dari tentara. Dokter tapi tentara. Nah itu lah kita 3 bulan mau ujian ngomong cerita-cerita saya sendiri bingung mau masuk apa,” ucapnya.

Perbincangan masa depan dengan kawan satu sekolahnya itu membuka opsi untuk menjajal seleksi Akabri.

“Kata teman itu enak masuk Akabri tidak bayar kita tinggal ikut nah saya tanya itu di sana ada matematika tidak? Dijawab tidak ada kita cuma olahraga,” bebernya.

Pilihannya itu menjadi kejutan bagi ayahandanya yang berdinas di pemerintahan Provinsi NTB.

“Jadi saya begitu bilang mau masuk tentara kaget karena di keluarga besar saya tidak ada yang perwira dari akademi.

“Orang tua bilang yang penting kamu sekolah. Sudah daftar kemudian lulus seleksinya. Di situlah timbul kebanggaan orang tua. Kemana-mana saya dibawa, ke gubernur dibawa suruh pakaian dinas. Alhamdulilah itu bisa motivasi orang di keluarga besar. “

Danrem 162/WB Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede bersalam komando dengan pendahulunya Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani Jumat (24/12/2021) saat upacara pelepasan dan penerimaan Danrem 162/WB di markas Korem 162/WB di Mataram.
 
Danrem 162/WB Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede bersalam komando dengan pendahulunya Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani Jumat (24/12/2021) saat upacara pelepasan dan penerimaan Danrem 162/WB di markas Korem 162/WB di Mataram.   (ISTIMEWA/DOK. PENREM 162/WB)

Saya memang tidak ada cita-cita. Yang penting tidak ada matermatika, takut sekali dulu.”

Lalu Rudy kemudian lulus Akabri tahun 1988 dengan pangkat Letnan Dua.

Dia memulai karir kemiliterannya sebagai Danton Yonzipur-5 Kodam V/Brawijaya.

Pada tahun 1991, Lalu Rudy ikut serta dalam operasi militer di Timor-timur -kini Timor Leste.

“Lalu ke Ambon, Kalimantan 3 tahun, Sulawesi 4 tahun, Ambon 2 tahun. Sulawesi pertama di Makassar jadi Dandim di Bulukumba, Sulsel yang dibilang paling selatan,” sebutnya.

Danrem 162/WB Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede mengadakan jam komandan kepada prajurit Yonif 732/SWY Senin (27/12/2021).
Danrem 162/WB Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede mengadakan jam komandan kepada prajurit Yonif 732/SWY Senin (27/12/2021). (DOK. PENREM 162/WB)

Baca juga: Danrem 162/WB Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede akan Purna Tugas, Simak Calon Penggantinya

Selama bertugas sebagai prajurit TNI 57 tahun, Lalu Rudy yang dari kecabangan Zeni ini punya kesan mendalam dengan riwayat kedinasannya.

“Sesuai bidang saya kan teknik saya Korps-nya Zeni. Saya sempat kuliah di teknik sipil Malang Muhammadiyah. Saya ada sarjana tekniknya. Itu tentu sangat berkesan membangun tiga bandara itu ceritanya panjang,” sebutnya.

Tiga Bandara itu yakni Long Bawan di Kabupaten Nunukan; Bandara Long Ampung di Kabupaten Malinau; dan  Bandara Data Dawe di Kutai Barat.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved