Berita Lombok Timur

Dinaskeswan Lotim Soal PMK: Masyarakat Tak Perlu Panik, Jangan Potong Paksa Hewan Ternak

Untuk saat ini belum ada data yang masuk untuk kasuk hewan ternak yang mati karena virus PMK, akan tetapi ia menyayangkan banyak masyarakat

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Lalu Helmi
Dok. Ahmad Wawan Sugandika
Salah satu kandang sapi di daerah Lombok Timur 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Lombok Timur kian menyebar luas di 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur.

Pihak Pemerintah Kabupatrn (Pemkab) Lombok Timur tengah melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebarannya tersebut.

Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan diantaranya adalah dengan menutup pasar hewan yang ada, melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kasus PMK tersebut, menutup pergerakan hewan dan manusia dengan menyegel kandang, menyediakan obat.

Baca juga: Fatwa MUI NTB: Hewan yang Terkena PMK Tidak Memenuhi Syarat Sah Sebagai Hewan Kurban

Baca juga: Wakil Bupati Lombok Timur Rumaksi Sidak Kantor Disnakeswan, Tindaklanjuti Laporan Pungli Obat PMK

Hal ini disampaikan langsung Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lombok Timur Mashyur, saat dimintai keterangan, Sabtu (11/6/2022).

Berdasarkan data terbaru Disnakeswan, jumlah hewan ternak yang terpapar Virus PMK per tanggal 7-11 Mei 2022 sebanyak 8.651 ekor, dengan rincian 3.944 ekor yang sakit, 4.652 dinyatakan sembuh, dan 55 ekor dipotong paksa.

Untuk saat ini belum ada data yang masuk untuk kasuk hewan ternak yang mati karena virus PMK, akan tetapi ia menyayangkan banyak masyarakat yang khawatir, dan memotong paksa hewan ternaknya.

Padahal untuk tingkat kesembuhan dari hewan yang terkena PMK pun sangat tinggi, yakni dikisaran 53,8 persen, kemudian tingkat kesakitannya (heean yang masih dalam perawatan) yakni 45,6 persen, dan untuk potong paksa 0,6 persen.

"Kalau kita lihat, untuk saat ini penurunanya cukup signifikan, biasanya sehari kasus PMK sampai dengan 400-an, namun sekarang alhamdulillahnya sudah 200-an perhari," ujarnya.

Oleh karenanyalah ia menghimbau kepada para petugas dibawah agar terus melakukan pemantauan secara intens.

Agar nantinya tingkat kesembuhan akan bisa di ketahui lebih cepat, karena ciri dari kesembuhan hewan ternak yang terkena PMK bisa dilihat dari sudah meningkatnya nafsu makan nya.

Adapun selain pemantauan secara intens, strategi utama yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan vaksinasi kepada hewan ternak.

Dengan vaksinasi, diharapkan akan timbul kekebalan, dimana untuk saat ini kekebalan yang didapatkan hanya melalui inveksi alami.

"Informasi yang kita dapatkan dari kementrian, vaksin akan datang di pertengahan juni, in sha allah, di akhir juni kita sudah bisa menyebarluaskannya ke masyarakat," paparnya.

Terkait jumlah vaksin yang datang, itu mengacu pada banyaknya hewan ternak yang berpotensi terkena wabah PMK .

Dimana saat ini jumlah sapi di Lombok Timur berjumlah 157,787 ekor, kerbau 4.019 ekor, dan kambing 96,615 ekor.

"Kalau ditotalkan semua, hewan ternak yang bisa terkena imbas PMK di Lombok Timur, maka kita membutuhkan dosis sebanyak 258 ribu dosis vaksin," imbuhnya.

Untuk itu akan di prioritaskan kedepannya untuk sapi, karena jumlahnya lebih banyak.

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved