Berita Sumbawa
Abidin Nasar: dari Aktivis Mahasiswa hingga ke DPRD KSB
Pada tahun yang sama dengan kelahiran KAMMI 1998, Ia bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Penulis: Galan Rezki Waskita | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Galan Rezki Waskita
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Abidin Nasar SP. MP adalah pria kelahiran Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pria kelahiran 1978 ini mengawali pendidikan Perguruan tingginya di Universitas Mataram (Unram), di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ia menempuh pendidikan di Program Studi Teknologi Pertanian pada 1996.
Baca juga: DPRD KSB Dorong Industrialisasi Pertanian untuk Tingkatkan Penyerapan Gabah Petani
Baca juga: DPRD KSB Apresiasi Pemda dalam Penanganan Harga Gabah
Abidin termasuk mahasiswa yang cepat menuntaskan pendidikan sarjananya dengan waktu 3 setengah tahun.
Ia lulus dengan predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.63.
Sementara untuk pendidikan dasar dan menengah, Abidin menempuhnya di daerah Flores.
Selanjutnya pada 2016 ia mendapat gelar Magister di Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam program kerja sama PT. Newmont Nusa Tenggara dengan IPB.
Selama berkuliah, ia aktif dalam Organisasi Kepemudaan (OKP) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
Di sinilah Abidin mulai mengenal dunia politik.
Pada tahun yang sama dengan kelahiran KAMMI 1998, Ia bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Abidin pernah menjabat sebagai ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Nusa Tenggara pada tahun 2000-2003 sebelum ia berpindah ke Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Menikahi adik tingkatnya di Fakultas Pertanian Unram yang notabene adalah orang Sekongkang, KSB, pada 2003-2009 Abidin kemudian bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat yang bekerja sama dengan PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) di KSB.
Lelaki yang kini tinggal di Desa Kemuning, Sekongkang itu pernah bergabung dengan Yayasan Serikat Tani Pembangunan (YSTP) pada 2003-2006.
Pada 2008 Abidin juga membentuk Yayasan Pengembangan Pertanian Terpadu (YPPT).
Abidin adalah orang yang turut mengelolah program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. NNT.
Ia juga tergabung dalam Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI).
Selain itu, Abidin sempat berkiprah pada Yayasan Olat Parigi pada 2006-2009 yang merupakan mitra NNT dalam pemberdayaan masyarakat.
Pada 2009, ia mulai masuk dalam kontestasi politik mewakili PKS di Dapil 3.
Abidin langsung mendapatkan amanat rakyat dan menjadi wakil ketua DPRD KSB.
Pada 2014 ia kembali maju dan terpilih namun hanya sebagai anggota.
Kemudian di periode ke tiga ini, Abidin kembali memangku jabatan sebagai wakil ketua DPRD KSB.
Saat ini pria 44 tahun itu juga manjadi pengurus DPP PKS wilayah bali dan Nusa Tenggara.
Dunia politik menurutnya memiliki kesamaan dengan aktivitas pemberdayaan masyarakat yang biasanya ia lakukan.
Hanya saja, politik lebih memberikan kesempatan yang lebih dalam melayani masyarakat.
Untuk itu ia merasa tidak boleh ada anggapan politik adalah aktivitas kotor.
Keberadaannya di politik saat ini juga diniatkan untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap politik.
"Kalau saya jadi orang kaya, harta saya terbatas untuk bantu orang.Tapi kalau saya jadi anggota DPR, saya bisa mengarahkan APBD yang nilainya 1 triliun itu untuk kepentingan Ummat, itu logikanya," kata Abidin, Kamis (9/6/2022).
Menjadi anggota DPRD adalah pekerjaan yang sangat diminati oleh Abidin.
Meski ia juga mengakui tantangan yang dihadapi terkait dengan nafsu dan orientasi cukup berat.
Banyak pula keinginan masyarakat yang belum bisa ia penuhi.
Ia mengungkap masyarakat kerja beranggapan anggota DPRD adalah orang yang pasti dan selalu tahu dan mampu menuntaskan persoalan masyarakat.
Pikiran-pikiran itulah yang disebutnya sebagai tantangan menyenangkan dan diniatkan sebagai ibadah dalam pelayanannya.
(*)