Rapid Test dan PCR Dilonggarkan, Ini Pengaruhnya ke Okupansi Santika Hotel Mataram

PCR dan Rapid Test tidak menjadi persyaratan utama lagi saat melakukan perjalanan.

Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
TribunLombok/Jimmy Sucipto
General Manager Hotel Santika Mataram, Abdullah. TribunLombok/Jimmy Sucipto         

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - PCR dan Rapid Test tidak menjadi persyaratan utama lagi saat melakukan perjalanan.

Namun hal tersebut tidak serta merta membuat Santika Hotel Mataram langsung ramai dikunjungi.

Dilihat dari okupansi hotel yang masih berada di kisaran 50 persen, pengunjung di Santika Mataram belum begitu ramai, pasca kebijakan Jokowi di 18 Mei lalu.

Kebijakan tersebut berupa perjalanan yang tidak memerlukan PCR maupun Rapid Test untuk melakukan perjalanan.

Baik dalam negeri maupun luar negeri, yang sudah memiliki vaksinasi dosis lengkap hingga booster.

Baca juga: Sengketa Lahan Mandalika, ITDC Menang Atas Gugatan Perdata Tingkat Kasasi

General Manager Hotel Santika Mataram, Abdullah menjelaskannya kepada TribunLombok Senin (30/5/2022), terkait okupansi ini.

"Tamu kita kebanyakan lokal, dan tidak membutuhkan PCR atau Rapid Test," bukanya.

Selain itu, ia berpendapat bahwa tamu mancanegara yang mendominasi kebutuhan PCR atau pun Rapid Test.

Dengan tren tersebut, hotel resort lebih ramai dalam lonjakan penginap, dibanding city hotel.

"Tamu mancanegara atau bule lebih memilih untuk menginap di hotel resort, karena pemandangannya dibanding city hotel," tekan Abdullah.

Ia pun membandingkan tren okupansi hotel di Bali maupun Gili Trawangan, yang sedang berada dalam lonjakan pengunjung.

Selain itu, Abdullah menambahkan okupansi dari Santika Hotel Mataram masih bergantung pada kegiatan dinas maupun kunjungan kerja.

Baca juga: Babinsa Desa Teruwai Ajak Pemuda Desa Beternak Madu

Baca juga: Ditegur KPK, Pemkab Bima Siap Tindaklanjuti Penyerahan Aset ke Kota Bima

"Meski sudah tidak perlu PCR atau Rapid Test, tetapi hawa dari lebaran masih terasa, karena pekerjaan kedinasan belum begitu maksimal," jawabnya.

Dengan tren libur panjang seperti Idul Fitri maupun Natal, diketahui Hotel Santika Mataram cukup terdampak, karena tidak ada aktivitas kedinasan.

"Libur panjang pun pengunjung lebih memilih untuk menginap di hotel resort, bukan city hotel," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved