VIRAL Bocah di Bima Dilumuri Cabai Oleh Orang Tua Temannya Usai Cekcok
Viral di media sosial seorang bocah 11 tahun di Kota Bima, dilumuri cabai rawit oleh orang tua temannya setelah cekcok adu mulut.
Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Seorang bocah 11 tahun di Kota Bima, dilumuri cabai rawit oleh orang tua temannya setelah terlibat cekcok adu mulut.
Kejadian ini viral di media sosial (Medsos) dan mendapatkan sorotan dari warganet di Bima, Senin (30/5/2022).
Informasi yang dihimpun TribunLombok.com, kejadian ini terjadi di lingkungan Ranggo, Kelurahan Nae, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima.
Sang bocah diketahui diasuh sang ayahnya yang sehari-hari bekerja sebagai kusir cidomo.
Dalam kejadian itu, sang bocah menjadi korban kekerasan oleh orang dewasa dan mengundang perhatian banyak warga.
Kisah ini kemudian diposting oleh akun Facebook Siska Arsyfa.
Dalam waktu 6 jam, postingan tersebut dibagikan sebanyak 2.247 kali dan sebanyak 1.003 komentar.
"Hanya karena masalah sama toina sampe di ruju kaipu ina lengana kani saha isi madana (Hanya karena masalah sesama kecilnya, sampai digosok dengan cabai oleh ibu temannya), " tulis Siska.
Baca juga: Pencarian Eril Anak Ridwan Kamil Hari Keempat Temui Kendala Perubahan Warna Air Sungai Aare
Baca juga: Fakta Gadis Dicabuli dan Dijual oleh Pegawai Lembaga Pemerintahan, Ayah Korban: Anak Saya Diancam
Selain mendapat perhatian netizen, kasus kekerasan terhadap anak ini juga mendapat perhatian dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Bima.
Ketua LPA Kota Bima Juhriati membenarkan adanya dugaan kekerasan tersebut.
"Betul, kami dampingi. Sudah dilaporkan keluarga korban ke Unit PPA Polres Bima Kota," kata Juhriati.
Saat ini, LPA mendampingi korban untuk memastikan hak-haknya terpenuhi selama proses hukum berlangsung.
Ditanya kronologi kejadian, Juhriati mengaku mendapatkan keterangan yang hampir sama dengan apa yang heboh di media sosial.
"Jadi ada acara Mtq dan anak-anak ini ketemu. Kemudian ada obrolan antara anak perempuan terduga pelaku, dengan korban. Ada bahasa ''ngoa ina' (kasitau ibu) dan temannya tersebut melapor ke ibunya," beber Juhriati.
Baca juga: Bikin Takjub, Begini Kisah Bayi 18 Bulan di Bima Sukses Gapai Puncak Gunung Tambora