Berita Lombok Timur
Kasus PMK Makin Mengkhawatirkan, Disnakeswan Gelar Rakor dengan Seluruh Dokter Hewan se-Lombok Timur
Dinas Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lombok Timur menggelar rapat koordinasi dengan 30 dokter hewan se-Lombok Timur.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Merambaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Lombok Timur dengan angka positif yang terdata hingga saat ini sebanya 2800 ekor sapi, membuat Dinas Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lombok Timur menggelar rapat koordinasi dengan 30 dokter hewan se-Lombok Timur.
Rapat berlangsung di halaman kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lombok Timur.
Kepala Dinas Disnakeswan Mashyur memberikan perhatian serius terkait kasus PMK ini.
Baca juga: Update Kasus PMK di Lombok Timur: Meluas hingga 21 Kecamatan, 2.800 Sapi Terjangkit
Baca juga: PMK Merambah Hewan Ternak di Kota Mataram, 10 Sapi Terjangkit
Hal ini ia ungkapkan melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakeswan Lombok Timur drh Hultatang saat di mintai keterangan diruangannya oleh TribunLombok.com hari ini, Selasa (24/5/2022).
Menurutnya, dalam penanganan PMK ini, jangan menunggu atau hanya mengharapkan bantuan dari Pemerintah Pusat.
"Dalam penanganan PMK di Lombok Timur, kita bersepakat satu aksi satu kata bersama semua pihak yang terkait, sehingga tidak ada lagi ditemukan kendala dilapangan untuk melakukan penanganan PMK," ucap Hultatang.
Oleh karenanya lah Disnakeswan Lombok Timur melakukan rapat dengan dokter hewan se Kabupaten yang terkabung dalam 21 Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) dan ada 30 dokter hewan, terkait dengan bagaimana menjawab isu, ketersediaan obat, dan lain sebagainya.
"Kita sebagai pemerintah harus merikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, oleh karennyalah kami sudah mengusulkan anggaran ke daerah untuk penanganan wabah PMK ini, dan kita akan ke provensi untuk menyediakan obat itu," teranngnya.
Lebih lanjut Hultatang menyebut, pihaknya sedang memaksimalkan usaha, terutama penyediaan obat yang nantinya bisa didapatkan secara gratis di UPT yang ada di masing-masing Kecamatan di Lombok Timur.
Lebih-lebih berdasarkan kondisi yang ada dilapangan, tingkat kesembuhan pada sapi yang terkena PMK hampir 50 persen, bahkan tingkat kematian termasuk rendah di NTB dan Lombok Timur khususnya.
Oleh karena itu, Hultatang menjelaskan menghimbau masyarakat agar tidak terlalu panik dengan wabah PMK ini meskipun menjelang hari raya idul adha, karena masih ada 99 persen sapi yang masih sehat, sehingga pasokan daging sapi sehat aman jelang hari raya idul adha.
Terlebih lagi di NTB, kasus PMK ini tidak semua daerah terjangkit.
(*)