Dampak Krisis Sri Lanka: Rakyat Sengsara Kehabisan Bensin, Pemerintah Kehabisan Uang untuk Gaji PNS

Sri Lanka berada dalam pergolakan krisis ekonomi terburuknya dengan 22 juta penduduknya mengalami kesulitan mendapatkan makanan.

Editor: Irsan Yamananda
Photo by Ishara S. KODIKARA / AFP
Pendukung pemerintah dan polisi bentrok di luar kantor Presiden di Kolombo pada 9 Mei 2022. - Kekerasan berkecamuk di seluruh Sri Lanka hingga larut malam pada 9 Mei 2022, dengan lima orang tewas dan sekitar 180 terluka saat perdana menteri Mahinda Rajapaksa mundur setelah berminggu-minggu protes. 

Dia melanjutkan, pemerintah juga kehabisan uang tunai untuk membayar gaji 1,4 juta pegawai negeri pada Mei, dan akan beralih ke pencetakan uang sebagai upaya terakhir.

"Tak seperti yang saya inginkan, saya terpaksa mengizinkan pencetakan uang untuk membayar pegawai negeri dan membayar barang dan jasa penting," katanya.

Dia juga memperingatkan bahwa tarif bahan bakar dan listrik akan dinaikkan secara substansial dan pemerintahnya juga akan menjual maskapai nasional yang merugi untuk mengurangi kerugian.

Sri Lanka telah meminta dana talangan IMF dan salah satu tuntutan utama pemberi pinjaman internasional adalah Colombo melepaskan perusahaan negara yang merugi, termasuk Sri Lanka Airlines yang kerugiannya melebihi 1 miliar dollar AS (Rp 14,67 triliun) seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Sri Lanka Kehabisan Bensin dan Tidak Bisa Impor karena Tak Punya Dollar".

(Kompas/ Aditya Jaya Iswara)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved