Kritik soal Zero Waste, Rohmi Sindir Anggota Dewan: Baca Anggaran Lebih Detail
Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah menghadiri Rapat Paripurna DPRD Prov. NTB Masa Persidangan 3 Tahun Sidang 2022.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah menghadiri Rapat Paripurna DPRD Prov. NTB Masa Persidangan 3 Tahun Sidang 2022.
Rapat Paripurna tersebut dalam rangka Penyampaian dan Penyerahan Keputusan DPRD Provinsi NTB Terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur NTB Tahun 2021.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur NTB hanya memberikan sedikit saja pandangan soal cermatan LKPJ yang disampaikan DPRD Provinsi NTB.
Ditemui pasca-kegiatan, Rohmi mengaku pihaknya akan melakukan kajian terhadap catatan rekomendasi yang dilayangkan pihak Udayana.
"Kita akui kok tidak semua mulus, apalagi masa pandemi, semua dalam keterbatasan," kata Rohmi pada Kamis siang, (19/5/2022).
Baca juga: Disnakertrans Lombok Tengah Gelar Dialog Sosial Ketupat May Day
Baca juga: Didorong Maju Jadi Calon Gubernur NTB pada Pilkada 2024, Rohmi: Kita Kaji
Namun, Rohmi mengaku bersyukur. Pasalnya, di tengah himpitan pandemi, provinsi NTB menurutnya menjadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi kita tertinggi se-Indonesia di triwulan pertama 2022.
Hal ini bisa menjadi trigger yang sangat baik ke depan.
"Kalo ada kurang-kurangnya biasalah. Namanya kita dalam pembangunan, enggak mungkin perfect-lah 100 persen semua," beber Ketua DPW NasDem NTB itu.
Cermatan Soal Program Lingkungan (Zero Waste)
Sebelumnya, sejumlah anggota dewan buka suara soal program zero waste.
Menurutnya, program yang digagas Zul-Rohmi itu output-nya tidak signifikan.
Bahkan, program tersebut dinilai program gagal. Untuk itu, DPRD NTB meminta Pemprov agar menghentikan program yang terkesan pemborosan APBD.
Rohmi menanggapi santai tudingan tersebut. Ia meminta pihak legislatif untuk lebih cermat jika membicarakan soal zero waste.
"Sekarang dibicarakan anggaran, anggaran lingkungan kita terlalu sedikit. Mau kita bicara ideal, coba dibandingkan dengan Surabaya yang anggarannya sampai ratusan miliar," bebernya kepada awak media.