Berita Lombok Barat
Gubernur NTB Hadiri Gawe Rapah di Mareje, Harapkan Masyarakat Tidak Mudah Tersulut Emosi
Gubernur mengharapkan di masa mendatang masyarakat tidak mudah tersulut emosi. Masalah bisa diselesaikan secara damai.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Dion DB Putra
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr Zulkieflimansyah menyebut ketegangan yang sempat terjadi antarkelompok pemuda di Desa Majene, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat beberapa waktu lalu akibat provokasi media sosial.
Gubernur mengharapkan di masa mendatang masyarakat tidak mudah tersulut emosi. Masalah bisa diselesaikan secara damai.
Baca juga: Perayaan Waisak di Mareje Lancar, Duta Damai NTB Ingatkan Masyarakat Tetap Jaga Toleransi
Baca juga: Sambil Pantau Perayaan Waisak, Dandim 1606/Mataram Kawal Perbaikan Rumah Warga Desa Mareje
"Yang terjadi di desa kita ini (Mareje) ada pengaruh sosial media. Ada yang mengambil keputusan saat emosi dan marah lalu melupakan persaudaraan yang terjalin puluhan tahun. Karena emosi yang tersulut, kita kehilangan akal sehat," kata Gubernur Zulkieflimansyah saat menghadiri acara "Gawe Rapah, Kita Semua Bersaudara, Damai Bumi Marejeku" pada Rabu (18/5/2022).
Untuk itu, gubernur yang akrab disapa Bang Zul itu mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dan mencari tahu secara detail duduk perkara sebuah peristiwa.
Jangan sampai hanya karena kesalahpahaman, kerukunana antarumat beragama di Desa Majene yang sudah terjalin puluhan tahun menjadi rusak.
"Kalau dia melakukan hal tidak biasa, jangan mengambil kesimpulan yang jelek," ungkapnya.
Gubernur juga meminta agar para tokoh masyarakat lebih sering bertemu dan berkomunikasi secara santai untuk menjalin hubungan baik. Agar jika ada kesalahpahaman antar keduanya, tidak ada kegaduhan yang dapat mengganggu keharmonisan desa.
"Saat terjadi kesalahpahaman, miskom, tokoh masyarakat duduk bersama, bersila. Agar tidak ada lagi air mata ibu-ibu yang tidak berdosa. Tidak ada trauma anak-anak yang masa kecilnya melihat kegaduhan yang tidak perlu. Anak cucu kita berhak di lingkungan baik dan di tangan orang-orang yang menghadirkan kedamaian," kata Bang Zul.
Bang Zul mengapresiasi komunikasi yang baik antara kepala daerah, kepala desa, instansi pemerintah, aparat TNI/Polri hingga tokoh masyarakat dengan mengadakan pertemuan santai secara berkala.
Dengan pola komunikasi yang baik, ia yakin kesalahpahaman antarkelompok seperti yang terjadi di Desa Majene ini, tidak akan terulang kembali.
"Mudah-mudahan mulai hari ini, kita duduk bersama. Tidak ada lagi pertengkaran, tidak ada lagi permusuhan," imbuhnya.
Sebelumnya dua kelompok warga di Desa Mareje, Kecamatan Lembar, Lombok Barat sempat berkonflik setelah terjadi salah paham antara pemuda.
Akibat konflik tersebut, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan hingga pengungsian warga selama beberapa hari. (*)
Berita lain dari Lombok Barat klik di sini