Suhu Panas Melanda Indonesia, Wilayah NTB dan NTT Terparah Kena Dampaknya
BMKG mengatakan, suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan merupakan fenomena Gelombang Panas.
Namun, saat ini pada bulan Mei, musim dingin telah berakhir, sehingga efek pendingin yang disebabkan oleh wilayah tersebut juga ikut berkurang.
"Hal ini karena terakhir ada beberapa negara di bulan April yang masih mengalami musim dingin seperti di Taiwan, Jerman, Kanada, Inggris itu bulan April masih musim dingin. Bulan April tapi suhunya masih negatif, begitu masuk bulan Mei suhunya sudah di atas 0 derajat celcius," jelas Andi.
Efek pulau panas perkotaan
Andi juga menyebutkan, efek dari urban heat island atau pulau panas perkotaan yang turut andil sebagai penyumbang terjadinya kenaikan suhu di Indonesia.
"Pulau panas perkotaan ini disebabkan oleh jumlah tutupan pepohonan yang semakin berkurang, kemudian bertambahnya bangunan, terutama bangunan yang menggunakan semen atau cor," tuturnya.
Semen sulit untuk dingin namun lebih mudah menyerap panas, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pemicu terjadinya suhu panas.
Andi menjelaskan peningkatan suhu yang terjadi di Indonesia saat ini tergolong alami, walaupun juga ada peranan dari peningkatan emisi karbon dioksida (CO2) dari kendaraan dan industri.
CO2 yang dilepas ke atmosfer dapat membuat terjadinya efek rumah kaca secara alami dan dipercepat.
Akibat pantulan dari efek rumah kaca yang terjadi dapat meningkatkan suhu di sekitar wilayah khatulistiwa.
"Tapi dengan banyaknya banyaknya bangunan, kurangnya pohon, kemudian banyaknya kendaraan, kemudian banyaknya pabrik atau industri, nah efek rumah kaca ini semakin dirasakan, apalagi semakin ke utara matahari suhu di sekitar khatulistiwa juga cenderung semakin meningkat," ujar Andi.
Andi mengatakan seluruh wilayah Indonesia terdampak pada peningkatan suhu yang sedang terjadi saat ini.
Selain itu, Andi menyebutkan jika wilayah Indonesia bagian selatan akan memiliki dampak terparah akibat pemanasan suhu seperti di Nusa Tenggara Barat dan Timur.
"Iklimnya berwilayahkan sabana atau stepa di NTT NTB itu iklimnya cenderung kering dan memang laju penguapan airnya juga lebih minim dibandingkan tempat-tempat lainnya, sehingga wilayah selatan Indonesia khususnya wilayah NTT dan NTB ini akan berdampak lebih parah," katanya.
Untuk Indonesia wilayah barat efek dari panas tersebut tidak separah dibagian selatan karena masih adanya hujan yang berasal dari sisa awan bibit badai yang bergerak ke arah Afrika.
"Jadi mengapa di wilayah Sumatera sendiri memang meskipun panas, tapi masih terjadi hujan, dan itu masih disebabkan dua bibit badai (fortex) yang berada di sebelah barat Sumatera," demikian Andi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Suhu Panas Landa Indonesia, di Mana Saja? Ini Penjelasan BRIN