Berita Lombok Timur
Silaturahmi Pendidikan PB NW, Ini Pesan TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani
Acara yang melibatkan para alumni, santri, dan juga keluarga besar dari NW ini merupakan tradisi setiap bulan Syawal
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Pondok Pesantren (Ponpes) Syaikh Zainudin NW Anjani menggelar Silaturahmi Pendidikan, pada Minggu (8/5/2022).
TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani mengajak para jamaah Nahdlatul Wathan (NW) untuk satu suara dukung penuh keputusan pemimpin.
Silaturahmi Pendidikan ini merupakan tradisi yang diturunkan Almaghfurullah Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid masih hayat.
Baca juga: Tak Tertarik Berpolitik, TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani Ingin Fokus Mengurus NW
Acara yang melibatkan para alumni, santri, dan juga keluarga besar dari NW ini merupakan tradisi setiap bulan Syawal yang digelar di Ponpes Syaikh Zainuddin NW Anjani.
"Di bulan Syawal, bulan dikenal juga dengan bulan pemaaf, saya memulai pidato dengan tradisi Maulana Syaikh dengan muridnya, yakni mengucap minal aidin wal faizin wal makbulin," ucap Atsani memulai pidatonya di hadapan ribuan jamaah yang hadir.
Pada acara tersebut ia mengajak para jamaah untuk selalu mengikuti apa yang di jalankan oleh pemimpin.
Terutama berkaitan dengan kepengurusan NW.
"Apapun kata pimpinan itu wajib harus dijalanlan oleh para jamaah yang ada," tegasnya.
Pengurus Besar (PB) NW, kata Atsani, telah menyuarakan pandangan politiknya dengan menjadi bagian dari Partai Politik Gerindra.
Oleh karenanya juga ada dua calon yang diusung PB NW untuk kursi kepemimpinan di parlemen.
Dua calon ini yakni Dr. TGH Abd Muhyi Abidin, MA. sebagai calon DPR RI dan juga Lale Yaqutunnafis MM sebagai calon DPRD NTB Dapil Lombok Timur bagian utara.
"Contohnya dalam bidang politik, apapun yang menjadi pandangan politik NW kedepannya itu bukan dari kemauan keluarga tetapi murni dari keputusan terbaik para pengurus untuk NW," sambungnya.
Da menjelaskan Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi dengan pemikiran sami'na wa atho'na yang maknanya 'kami mendengar dan kami taat.'
Atsani mengajak seluruh jamaah NW untuk tidak merusak slogan turunan dari Maulanasyaikh itu dengan berpikir jelek terkait tentang pandangan politik yang dijalani NW sendiri.