Bulan Ramadhan

Mengenal Tradisi "Balik Ayat" dalam Menyambut Nuzulul Quran oleh Masyarakat Sasak di Mandalika

Masyarakat Suku Sasak Lombok memiliki tradisi unik dalam rangka menyambut Nuzulul Quran.

Penulis: Sinto | Editor: Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Suasana menyantap hidangan usai melakukan salat Tarawih pada acara balik ayat menyambut Nuzulul Qur'an di Desa Rembitan, Mandalika. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Masyarakat Suku Sasak Lombok memiliki tradisi unik dalam rangka menyambut Nuzulul Quran.

Tradisi itu lazim disebut masyarakat dengan istilah balik ayat. 

Untuk menyambut Nuzulul Qur'an mereka terlebih dahulu masyarakt sasak berbelanja ke pasar untuk membeli berbagai makanan untuk dihidangkan usai salat Tarawih nanti.

Baca juga: Ini Tips Mengantisipasi Begal saat Mudik Lebaran dari Polresta Mataram

Baca juga: Hafiz Internasional Khairurrazaq Gagas Ramadhan Sang Pendidik di Ponpes Baitul Qurro Wal Huffazh

Makanan yang dihidangkan berupa berbagai makanan.

Baik makanan khas maupun makanan ringan. 

Terdapat makanan yang selalu dihidangkan oleh masyarakat suku Sasak Lombok untuk dihidangkan kepada Imam Masjid.

Makanan tersebut adalah ketupat dengan ragi dari parutan kelapa yang digoreng, daun kacang panjang, dan ragi-ragi lainnya.

Masyarakat Sasak Lombok memang seringkali menghidangkan berbagai jenis makanan ketika adanya acara keagamaan.

Tradisi ini oleh masyarakat suku Sasak Lombok dinamakan demikian karena saat Nuzulul Qur'an harus dibaca dari Surah An-Nas, Surah Al-Falaq, dan Surah Al-Ikhlas.

Sementara itu sebelum adanya balik ayat 3 surah tersebut dibaca secara berurutan mulai dari Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq, dan Surah An-Nas.

Surah tersebut dibaca saat rakaat terakhir atau rakaat ketiga dari salat Witir.

Menurut keterangan dari Amaq Riun, Imam Masjid Santren Nurul Ikhlas, Desa Rembitan, Mandalika menyampaikan jika masyarakat suku Sasak Lombok biasanya semakin meningkatkan kualitas ibadah menjelang sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.

Mereka akan melakukan itikaf untuk meminta ampunan kepada Allah SWT dan memanjatkan hajatnya agar dikabulkan.

"Lailatul Qadar merupakan malam yang paling tunggu oleh masyarakat muslim disini (masyarakat suku Sasak Mandalika). Mereka akan berusaha untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan mereka kepada Allah SWT," jelasnya kepada Tribunlombok.com Senin, (18/4/2022).

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved