Sebut Pengeroyok Ade Armando Bukan dari Mahasiswa, Polisi: 'Mereka Pemicu Kerusuhan Demo 11 April'
Zulpan memastikan tidak ada mahasiswa yang terlibat dalam pengeroyokan Ade Armando.
Sejauh ini total ada enam pelaku pengeroyokan kepada Ade Armando yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Tiga di antaranya kini telah ditangkap.
Sementara itu, tiga pelaku lainnya, yakni Ade Purnama, Abdul Latip, dan Abdul Manaf, kini masih dalam pengejaran polisi.
Zulpan mengimbau kepada ketiga tersangka itu agar menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya.
Selain itu, Polisi juga menangkap Arif Pardiani yakni provokator dan juga penyebar hoax bahwa Ade Armando telah meninggal dunia.
Dalam video yang direkam dan disebarluaskan Arif, ia menyatakan Ade Armando telah meninggal dunia dan polisi menembaki massa.
Baca juga: Soal Pengeroyokan Ade Armando, Sahabat Duga Berawal dari Makian Emak-emak: Massa Lalu Beringas
"Ade Armando dah mati, dikeroyok sama massa. Sekarang kita ditembakin sama polisi," ujar Arif dalam video itu seperti dikutip dari Tribunnews.com dengan judul Polisi Pastikan Semua Tersangka Pengeroyokan Ade Armando Bukan dari Kalangan Mahasiswa.
Alasan Ade Armando ke Lokasi Demo hingga Dirinya Dikeroyok Massa
Pengeroyokan terhadap dosen UI Ade Armando mewarnai aksi unjuk rasa mahasiswa di depan gedung DPR untuk menolak wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo pada Senin (11/4/2022).
Dosen Universitas Indonesia Ade Armando dikeroyok sekelompok massa. Sejauh ini polisi sudah mengidentifikasi empat orang pelaku.
Baca juga: Kronologi Akademisi UI Ade Armando Dikeroyok Hingga Babak Belur Saat Ricuh Demo di Gedung DPR RI
Baca juga: Dosen Universitas Indonesia Ade Armando Ditarik dan Didorong hingga Terjatuh Lalu Dikeroyok
Sebelum momen kericuhan itu terjadi, Ade Armando sempat diwawancarai wartawan dan mengungkapkan alasannya berada di lokasi unjuk rasa.
"Saya tidak ikut demo, tetapi saya memantau dan saya ingin menyatakan mendukung," kata Ade Armando kepadad wartawan.
Pegiat media sosial yang selama ini kerap menyuarakan dukungan ke Jokowi tersebut mengaku mendukung tuntutan mahasiswa menolak dilakukannya amendemen UUD 1945 untuk mengakomodasi perubahan masa jabatan presiden.
"Kalau isunya meminta agar dibatalkan amendemen saya rasa mayoritas bangsa setuju ya, dan saya menyatakan persetujuan juga terhadap itu," kata dia.
Ade Armando juga sempat menyayangkan gerakan mahasiswa yang menurut dia terpecah.