Ini Alasan Ade Armando ke Lokasi Demo hingga Dirinya Dikeroyok Massa
Pegiat media sosial yang selama ini mengaku mendukung tuntutan mahasiswa menolak dilakukannya amendemen UUD 1945.
Pukul 15.39 WIB, sebuah ban dibakar di depan gerbang DPR RI. Tak jauh dari sana, ada orang berkerumun seperti sedang berselisih.
Berdasarkan pantauan Kompas.com saat itu, terlihat beberapa orang sedang melerai seorang pria yang berselisih, tetapi berujung perkelahian.
Di belakang pria itu, terlihat Ade Armando sudah terkapar tak berdaya di aspal. Tubuhnya berdarah. Pakaiannya sudah dilucuti. Dia hanya memakai celana dalam dan baju yang sedikit robek.
Meski sudah tak berdaya, Ade Armando terlihat masih diinjak sejumlah orang.
Di saat yang bersamaan, beberapa orang menghalau orang-orang yang mengeroyok Ade Armando.
"Udah, udah, ini polisi!" teriak orang yang menghalau tersebut. Saat Kompas.com menemui petugas di dekat pintu posko dan berusaha mengabarinya bahwa ada korban, petugas itu mengangguk dan mengatakan tengah mempersiapkan pasukan.
Tak berapa lama, polisi keluar dari posko dan mengevakuasi Ade Armando dari amuk massa.
Kapolda Metro Jaya Irjen pol Fadil Imran memastikan pihaknya sudah mengidentifikasi kelompok massa yang menyerang Ade Armando itu.
Ia menyebut, kelompok itu tak hanya menyerang Ade, namun juga petugas kepolisian yang berupaya menyelamatkan pegiat media sosial itu dari amuk massa.
"Pada saat anggota kami melakukan evakuasi (terhadap Ade Armando), massa non-mahasiswa bertambah beringas, menyerang anggota, sehingga 6 anggota kami yang melakukan evakuasi terluka," kata Fadil dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senin malam.
"Pada saat terjadi perlawanan oleh kelompok massa non-mahasiswa tersebut, saya bersama Pangdam Jaya dan pasukan dari Polda turun langsung untuk memulihkan situasi," sambungnya.
Polisi identifikasi empat pelaku
Insiden pengeroyokan terhadap Ade Armando itu terekam jelas oleh kamera dan kemudia viral di media sosial. Polisi pun dapat dengan cepat mengidentifikasi para pelaku.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan bahwa sudah ada empat terduga pelaku yang sudah teridentifikasi oleh penyidik.
"Pertama atas nama Dhia Ul Haq, alamat Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Kedua bernama Ade Purnama, alamat Kampung Cijulang, Cisarua, Bogor," ujar Zulpan dalam keterangannya, Senin (11/4/2022).