Permintaan Bahan Pokok Tinggi Sampai Lebaran, BI NTB Prediksi Inflasi hingga 0,49 Persen

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 0,45 persen hingga 0,49 persen pada April 2022.

Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/JIMMY SUCIPTO
Maemunah (55), pedagang sembako di Pasar Kebon Roek, Rabu (2/2/2022). 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 0,45 persen hingga 0,49 persen pada April 2022.

Kenaikan harga-harga ini diperkirakan terjadi akibat tingginya permintaan bahan pokok selama Ramadhan hingga lebaran.

Achmad Fauzi, Deputi Kepala Perwakilan BI NTB dalam rilisnya menjelaskan, dari sisi kelompok komoditas makanan bergejolak (volatile food/VF), tekanan harga diperkirakan muncul dari kenaikan harga komoditas bahan pokok.

"Hal ini sejalan dengan kenaikan demand saat Bulan Ramadhan dan menjelang perayaan HBKN Idul Fitri," katanya, Kamis (7/4/2022).

Adapun dari kelompok komoditas yang harganya diatur pemerintah (administered prices/AP), terdapat potensi kenaikan tarif angkutan udara selama periode mudik lebaran.

Baca juga: Deretan Alasan Harga BBM di Malaysia Murah: Gaji Masyarakat Lebih Tinggi Hingga Subsidi Pemerintah

Baca juga: Ini Harga Terbaru BBM di NTB dan Daerah Tetangga Bali hingga NTT

Selanjutnya, peningkatan pada kelompok inflasi inti (core inflation/CI) utamanya dari barang jadi dan emas perhiasan.

Kenaikan harga ini sejalan dengan pemberlakuan PPN 11 persen per 1 April 2022, bertepatan dengan periode Ramadhan dan menjelang lebaran.

Prediksi inflasi ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan Maret 2022.

Inflasi Tinggi saat MotoGP 

Bulan lalu, angka inflasi di wilayah NTB mencapai 0,97 persen.

Meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,07%.

Secara tahunan, Provinsi NTB tercatat mengalami inflasi sebesar 2,49 persen (yoy).

Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 1,82 persen (yoy). Namun lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 2,64% (yoy) .

"Inflasi Provinsi NTB secara tahunan didorong oleh seluruh kelompok disagregasi," katanya.

Kelompok AP pada Maret 2022 tercatat mengalami inflasi 6,08 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,97 persen (yoy).

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved