Beralih Digital, Jutaan UMKM Berhasil Bertahan dari Pandemi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berhasil bertahan dari pandemi dengan beralih ke digital.
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berhasil bertahan dari pandemi dengan beralih ke digital.
Vice President of Policy and Goverment Relations GoTo Rangga Dian Fadillah mengatakan meskipun saat pandemi banyak toko offline tutup tapi nyatanya pelaku usaha ini beralih ke digital.
Rangga menjelaskan jumlah pelaku UMKM yang bergabung dalam aplikasi Gojek, Tokopedia maupun GoTo meningkat cukup signifikan dalam waktu singkat.
“Maret 2020 ke Juni 2020 saja sudah naik menjadi 750 ribu sekarang saya katakan sudah naik menjadi satu juta di tahun 2022,” kata Rangga dalam seminar G20 Indonesia Tumbuh dan Produktif di Era Digital Rancang Masa Depan dengan Transformasi Digital di Taman Budaya NTB, Kamis (31/3/2022).
Baca juga: IJU Buka Kans Usung Sukiman di Pilgub NTB 2024: Harus Tujukkan Keseriusan
Secara umum mitra usaha Gojek meningkat pesat sebesar 50 persen selama periode pandemi Covid-19.
Sementara dari segi pendapatan UMKM, kata Rangga juga terjadi peningkatan karena di era pandemi pembeli juga beralih membeli barang secara virtual.
Apa yang dilakukan oleh para UMKM ini masuk dalam isu prioritas Indonesia G20 yakni konektivitas dan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Kunci keberhasilan dalam menjawab tantangan yang dihadapi ekonomi digital menurut Rangga yang terpenting adalah dialog berkesinambungan antara pemerintah dengan pelaku usaha.
Baca juga: Dubes RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal Masuk Kepengurusan PB NWDI
Baca juga: AHY Presiden 2024 Menggema di Pelantikan DPD Partai Demokrat NTB
“Kami merasa dialog berkesinambungan ini perlu terus dilakukan supaya terjadi kesepahaman antara pembuat kebijakan dengan pelaku usaha,” ujarnya.
Sehingga Rangga mengharapkan terbentuk kebijakan yang produktif sekaligus tidak menghalangi inovasi utamanya dalam bidang teknologi.
Sebab inovasi dalam bidang teknologi, kata Rangga biasanya bersifat baru dan bersifat disruptif.
“Jika tak didukung oleh regulatory framework yang juga inovatif itu akan sulit berkembang,”pungkasnya.