Berita Bima

Harga Jagung Naik, Petani di Bima Sumringah

Saat ini harga jagung mencapai Rp 5.125 per kilogram di tingkat pabrik dan di tingkat petani Rp 4.800 hingga Rp 4.900 per kilogram

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Petani di Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima saat memetik jagung di lahannya. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Harga jagung di Bima tahun 2022 ini membuat para petani sumringah.

Saat ini harga jagung mencapai Rp 5.125 per kilogram di tingkat pabrik dan di tingkat petani Rp 4.800 hingga Rp 4.900 per kilogram.

Taufik petani asal Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima mengaku, jika dibandingkan tahun lalu, harga dan kualitas jagung lebih bagus tahun ini.

Baca juga: Warga Lombok Tengah di Kawasan Mandalika Panen Raya Jagung, Dapat Untung Puluhan Juta

Baca juga: Masuk Masa Panen, Petani di Bima Mulai Dihantui Anjloknya Harga Jagung

Saat menanam, Taufik menabur dua dus benih jagung pada 2 hektare lahannya.

"InsyaAllah hasilnya sekitar 20 ton," ungkapnya.

Taufik berharap, semoga harga saat ini tetap stabil sehingga saat bulan Ramadhan dan lebaran nanti, petani memiliki banyak penghasilan.

"Alhamdulillah ini berkah," tandasnya.

Sementara itu, Imran petani asal Rasanae Timur, Kota Bima mengaku gagal panen.

Hujan yang tidak menentu, menjadi penyebab jagung yang ditanamnya kurang berkualitas.

"Kalau sudah hujan, terus berhari-hari. Setelah itu, panas terik terus lagi tanpa ada hujan sama sekali," akunya.

Imran memiliki satu hektar lebih lahan, yang seluruhnya ditanami jagung tapi hasilnya tidak terlalu memuaskan karena banyak yang rusak.

Meski kualitas jagungnya berkurang, Imran merasa cukup beruntung karena harga jagung yang tinggi yakni Rp 4.900 per kilogram.

Baca juga: Dinas Pertanian Sumbawa Akui Tanam Jagung Lebih Menguntungkan Petani

"Itu harga kami di sini. Kalau harga di pabrik belum tahu," pungkasnya.

Sebelumnya, petani di Bima merasa was-was dengan harga jagung yang akan anjlok ketika panen raya.

Ini kerap terjadi, setiap tahun dan memicu konflik di kalangan petani.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved