Konflik Rusia vs Ukraina

Spekulasi Jenis Racun Roman Abramovich; Senjata Kimia Mematikan, Cukup Dioleskan di Gagang Pintu

Teror racun yang menimpa mantan pemilik Chelsea Roman Abramovich diduga sebagai peringatan kepada para negosiator damai konflik Rusia-Ukraina.

Editor: Sirtupillaili
@Chelsea
Roman Abramovich 

TRIBUNLOMBOK.COM - Teror racun yang menimpa mantan pemilik Chelsea Roman Abramovich diduga sebagai peringatan kepada para negosiator damai konflik Rusia-Ukraina.

Dia diduga diracun kelompok garis keras Rusia untuk menggagalkan proses negosiasi damai.

Meski sempat mengalami gejala sakit, kondisi Roman Abramovich dipastikan baik-baik saja.

Beberapa pihak menduga racun tersebut hanya sebagai peringatan agar negosiator damai berhenti.

Jenis racun yang diberikan kepadanya dalam skala ringan.

Dikutip dari Tribunnews.com, kabar Roman Abramovich keracunan pertama kali disampaikan Wall Street Journal dan kelompok jurnalisme investigatif Bellingcat.

Menurut laporan Bellingcat, Abramovich dan beberapa negosiator perdamaian Rusia-Ukraina mengadakan pertemuan 3 Maret 2022, di Kota Kyiv.

Pertemuan informal itu berlangsung dari sore hari sampai pukul 10 malam waktu Ukraina.

Sejak saat itu, Roman Abramovich mulai merasakan gejala keracunan.

Seperti radang mata hingga pengelupasan kulit tangan dan wajah.

Bellingcat meyakini bahwa gejala keracunan itu timbul akibat senjata kimia atau penggunaan radiasi gelombang mikro.

Baca juga: Kelompok Garis Keras Rusia Diduga Meracuni Roman Abramovich dan Negosiator Ukraina

Jenis racun dan pelakunya

Setelah muncul dugaan Abramovich diracun kini muncul berbagai spekulasi racun yang dipakai.

Termasuk pelaku yang meracuni orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu.

Abramovich dan beberapa negosiator perdamaian Rusia-Ukraina mengadakan pertemuan pada 3 Maret 2022 di Kota Kyiv.

Bukan cuma Abramovich yang merasakan hal serupa, delegasi atau negosiator lain, termasuk anggota parlemen Ukraina, Rustem Emerov juga menjadi korban.

"Berdasarkan pemeriksaan jarak jauh dan di tempat, para ahli menyimpulkan bahwa gejalanya kemungkinan besar keracunan akibat senjata kimia yang belum dapat dipastikan," kicau Bellingcat di Twitter, Senin (28/3/2022).

Mereka mengalami peradangan kulit, iritasi mata dan rasa sakit luar biasa pada mata.

Gejala yang berlangsung sepanjang malam.

Tidak satu pun dari mereka yang mengkonsumsi makanan dalam kadar lebih banyak, menurut Bellingcat, selain cokelat dan air putih.

Baca juga: Titik Lemah Rusia Terkuak Setelah Muncul Laporan 7 Jenderal Tewas di Ukraina

Dugaan Ketelibatan Intelijen Rusia

Kemudian muncul spekulasi apakah ini ulah GRU, dinas intelijen militer Rusia.

Menurut kesimpulan pemerintah Inggris, GRU juga sebelumnya merupakan pelaku di balik kasus keracunan Novichok di Salisbury pada 2018.

Kasus keracunan Novichok oleh pihak Barat dikaitkan sebagai penyebab kematian politisi oposisi Rusia Alexei Navalny.

Dia telah diracuni oleh agen saraf canggih, yang dikenal sebagai Novichok.

Novichok, yang berarti "pendatang baru" dalam bahasa Rusia, berlaku untuk sekelompok agen saraf yang diproduksi secara sintetis.

Awalnya racun itu dikembangkan oleh Uni Soviet di laboratorium di Uzbekistan sebelum Uni Soviet hancur pada 1991.

Badan-badan intelijen Barat meyakini Novichok sejak itu telah disempurnakan menjadi senjata pembunuh yang sukar dideteksi melalui teknik rahasia yang dipraktikkan intelijen militer Rusia, termasuk dengan dioleskan ke gagang pintu.

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ambil bagian dalam pawai untuk mengenang pembunuhan kritikus Kremlin Boris Nemtsov di pusat kota Moskow pada 29 Februari 2020.

Novichok dapat digunakan dalam bentuk cair maupun padat.

Sejauh ini belum ada komentar pemerintah Rusia dan tidak ada bukti bahwa mereka bertanggung jawab.

Roman Abramovich
Roman Abramovich (Dok. Instagram Roman Abramovich)

Sekedar Peringatan

Namun pakar barat menilai kasus keracunan Abramovich semacam peringatan kepada mereka yang mengambil bagian dalam pembicaraan damai.

Sebab racun yang diberikan kepada Abramovich bukanlah dosis yang mematikan, melainkan peringatan.

Pakar senjata kimia, Hamish De Bretton-Gordon, mengatakan kepada BBC bahwa sangat tidak mungkin faktor lingkungan ada hubungannya dengan kasus ini.

Bellingcat juga dapat memastikan bahwa dosis dan jenis racun yang digunakan untuk menyerang Abramovich dan negosiator tidak sampai mengancam jiwa.

Kemungkinan, serangan racun itu dimaksudkan hanya untuk memberi rasa takut kepada korban.

Wall Street Journal meyakini pelaku dari serangan tersebut diduga adalah agen atau kelompok garis keras Rusia yang ingin menggaggu proses perdamaian kedua negara.

Namun, Wall Street Journal memastikan bahwa kondisi Abramovich dan dua negosiator lainnya saat ini telah membaik dan nyawa mereka tidak terancam.

Menurut laporan dari Sky Sports, Selasa (29/3/2022), Roman Abramovich Abramovich tetap ingin menjalankan tugasnya sebagai negosiator perdamaian Rusia-Ukraina.

Meski baru saja menjadi korban serangan racun, dia tetap ingin menjadi negosiator damai.

Roman Abramovich mulai bekerja sebagai negosiator perdamaian Rusia-Ukraina empat hari setelah perang kedua negara itu pecah pada 24 Februari 2022.

Selama bertugas sebagai negosiator perdamaian Rusia-Ukraina, Abramovich dikabarkan sangat sering melakukan perjalanan ke Moskow, Kyiv, dan Turki.

Taipan asal Rusia itu juga sudah pernah bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Adapun, Abramovich sudah resmi melepas kepengurusan Chelsea kepada yayasan klub pada 27 Februari 2022.

Tiga hari setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai.

Tiga hari berselang atau pada 3 Maret 2022, Roman Abramovich secara terbuka menyatakan resmi menjual Chelsea.

Lalu pada 10 Maret 2022, Abramovich dicekal oleh Pemerintah Inggris.

Sanksi tersebut membuat seluruh aset milik Roman Abramovich di Inggris Raya dibekukan.

Abramovich juga dilarang melakukan perjalanan hingga transaksi dengan pihak individu atau mejalankan bisnis di Inggris Raya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Roman Abramovich Diracun, Inggris Ungkit Kasus Racun 'Novichok' yang Bisa Dioleskan di Gagang Pintu.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved