Berita Lombok Barat
Bupati Lobar Fauzan Khalid Jadi Pembedah Buku Tentang Datok Gelogor, Ini Apresiasi dan Kritiknya
Hadir sebagai pembedah, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid membuka pendapatnya tentang buku Historiografi Ulama Sunyi.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Lombok Barat dan tim penulis serta Lombok Haritage Society (LHS) menggelar bedah buku "Historiografi Ulama Sunyi".
Buku tersebut merupakan karya dari Pahrizal Iqrom, Taufan Rahmadi, dkk, pada Senin (28/3/2022).
Hadir sebagai pembedah, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid membuka pendapatnya tentang buku Historiografi Ulama Sunyi yang perlu disempurnakan kembali sebagai bahan bacaan.
Baca juga: Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid: MotoGP Mandalika Membuat Kami Bangkit dan Berlari Kencang
Baca juga: Bupati Lombok Barat Ancam Tunda Pencairan Dana Desa Jika Pemdes Tak Serius Kawal Vaksinasi
Menambahkan, ia tetap memberikan apresiasinya terhadap seluruh tim yang terlibat dalam kepenulisan ini karena telah menghadirkan kembali sejarah penting ke masyarakat.
Ia meminta sejumlah hal teknis dalam kepenulisan buku itu, seperti sistematika kalimat hingga judul agar didiskusikan ulang supaya lebih sempurna.
"Ada yang putus informasi yang ingin disampaikan dalam buku tersebut," sergahnya.
Juga perlu ditambahkan indeks sehingga istilah-istilah tertentu yang tercantum dalam buku dapat mudah dipahami oleh masyarakat umum.
Ia pun mengingatkan agar tim penulis tidak terlalu terpaku dengan dokumen yang ada.
Karena menurutnya, banyak juga sumber lain seperti dari tokoh-tokoh Islam yang mengenal Datoq Gelogor.
"Saya yakin banyak tokoh-tokoh yang mengenal TGH Nasrudin atau Datoq Gelogor, perlu terus digali semua informasi, minimal memperkaya perspektif penulis sehingga memilih kata tidak terpaku pada dokumen yang ada," ujarnya.
Hadir pula Kadis Sarpus Lobar H Saepul Akhkam dan sejumlah kepala OPD pada kegiatan edukatif tersebut.
Beberapa catatan lain juga disampaikan oleh para pembedah dan peserta yang hadir dalam bedah buku dengan tebal 349 tersebut.
Dr Ahyar Fadly Rektor IAI Qomarul Huda misalnya, menyampaikan beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh penulis.
Di antaranya, ada beberapa paragraf yang kurang jelas sehingga membuat informasinya tampak terputus.