Wisata Religi

Suka Duka Sukri, Hidup dari Menjaga Makam Loang Baloq

Makam Loang Baloq bagi Sukri bukan sekedar pusara tapi merupakan sumber penghidupan.

Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM/PATAYATUL WAHIDYAH
Sukri, hampir 2 tahun menjaga Taman Makam Loang Baloq. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - “Ya insya Allah mauq siq te piaq bale (insya Allah bisa untuk membuat rumah),” kata Sukri, penjaga Makam Loang Baloq kepada Tribunlombok.com.

Makam Loang Baloq bagi Sukri bukan sekedar pusara tapi merupakan sumber penghidupan.

Sehari-hari ia bersama dengan sang istri menghabiskan 12 jam waktunya membersihkan dan merawat makam yang kini menjadi destinasi wisata religi di Pulau Lombok itu.

Baca juga: Tradisi Ziarah Makam Loang Baloq Jelang Ramadhan, Doa dan Ikat Akar Pohon Sebagai Ikrar Kembali

Baca juga: Jelang Ramadhan, Peziarah Ramai Kunjungi Taman Makam Loang Baloq: Cari Berkah hingga Panjatkan Hajat

Sama seperti penjaga Makam Loang Baloq sebelumnya, Sukri juga merupakan warga Bendega, Tanjung Karang, Kota Mataram.

Secara turun temurun sejak bertahun-tahun lalu, Sukri menjelaskan jika warga Bendega lah yang mempunyai tanggung jawab menjaga Makam Loang Baloq.

“Calon penjaga makam dipilih sama orang-orang tua perwakilan dari masing-masing RT, kurang lebih ada lima RT di Bendega yang rapat,” ujarnya.

Ada beberapa kategori yang harus dipenuhi oleh calon penjaga makam.

Akan tetapi Sukri pun hingga kini tak tahu menahu mengenai persyaratan itu.

“Sang ie ntan dengan toaq mele ite arak penghasilan (Mungkin itu cara tetua ingin supaya kita mempunyai penghasilan),” terangnya.

Penjaga makam terpilih memiliki masa kerja dua tahun lalu dilakukan pemilihan ulang oleh tetua untuk memilih penjaga makam baru.

Masa kerja Sukri sendiri tinggal menghitung bulan.

Dipilih pada tahun 2020 lalu maka ia menyebut akan lengser pada Lebaran Idul Adha mendatang.

Sekalipun terbilang singkat tapi selama hampir dua tahun ini Sukri harus menghadapi beragam karakter dari peziarah.

Pernah dirinya menemui peziarah yang memandikan anaknya tepat di atas pusara.

“Itu dimandikan beneran di atas makam, mau cari berkahnya sampai dimandikan,” jelasnya.

Menemui hal semacam ini, Sukri mengaku tak terbawa emosi.

Dirinya malah memahami jika itu bagian dari tradisi ziarah makam ulama di Lombok.

Melihat orang ramai berdoa dan meminta berkah dari perantara berziarah di Makam Loang Baloq menjadi hal menyenangkan bagi Sukri di akhir masa kerjanya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved