Berita Lombok Timur
Pimpinan Ponpes Muda di Lombok Timur Bimbing Santri dengan Konsep Ekonomi Protektif
Konsep bimbingan santri yang diusungnya yakni nilai-nilai pendidikan agama dengan metode yang sesuai dengan kemajuan zaman
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Muhammad Khotam Zamzami (26) merupakan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Baiturrahim Kampung Baru, Desa Kabar, Kecamatan Sakra, Lombok Timur.
Zamzami merupakan salah satu pimpinan Ponpes termuda di NTB.
Konsep bimbingan santri yang diusungnya yakni nilai-nilai pendidikan agama dengan metode yang sesuai dengan kemajuan zaman.
Baca juga: Sukacita Pelaku UMKM Lombok Timur di Pancor Trade Center Sambut Ramadhan, Berharap Ekonomi Bangkit
Baca juga: Bupati Lombok Timur Teken MoU dengan Universitas Gunadarma, Makin Optimis Capai Peningkatan IPM
Menurutnya konsep modernisasi Ponpes harus terus dicanangkan.
Satu diantaranya adalah dengan menanamkan kedisiplinan dan kemandirian dari masing-masing diri seorang santri.
"Keinginan besar saya adalah membangun kedisiplinan melalui Pramuka dan menciptakan kemandirian ekonomi pesantren dengan konsep ekonomi protektif yang saya akan canangkan di Ponpes Baiturrahim ini," ungkap Zamzami kepada TribunLombok.com, Minggu (27/3/2022).
Menurutnya Ponpes harus mampu mandiri terlebih dahulu dengan penerapan konsep ekonomi protektif.
Pada dasarnya konsep ekonomi protektif ini adalah dimana semua unit yang dibangun itu berperan memenuhi kebutuhan pondok dan santri.
"Rumusnya itu dimana SDA dikelola oleh para ustaz sebagai SDM pesantren, untuk memenuhi kebutuhan santri sebagai rakyatnya," urainya.
Serupa konsep demokratis.
"Jelasnya itu dibuat oleh santri, dijual oleh santri, dan dibeli oleh santri," sambungnya.
Zamzami menegaskan tujuan dari ekonomi protektif itu adalah semua gotong royong dalam berbagai lini manajemen.
Baik itu dalam menejmen keuangan, promosi, hingga distribusi, terutama dalam ruang lingkup internal.
Dia menegaskan, motif santri bekerja bukanlah motif komersial, apalagi eksploitasi.
"Mereka bukan bekerja, tetapi santri digodok untuk terbiasa berkreasi dalam semua bidang, ini seperti kita berikan wadah untuk mereka berkarya," jelasnya.
Baca juga: Sambut Ramadhan, BPPD Lombok Timur Maksimalkan Konsep Wisata Halal
Untuk menciptakan hal itu yang harus ditanamkan berikutnya adalah kedisiplinan.
"Untuk membangun kedisiplinan saya fokuskan kepada pengoptimalan pramuka, karena menurut sya peramuka adalah motor penggerak dakwah pembinaan mental dan kreativitas santri menuju santri yg kreatif, berakhlaq, bertanggungjawab dan lain-lain. Semua itu sudah termaktub dalam dasa darma peramuka," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika konsep ini sudah berhasil di beberapa Ponpes terbaik yang ada di jakarta.
"Saya ingin menggunakan konsep ini imbas dari kunjungan saya ke beberapa Ponpes yang ada di indonesia, yakni Ponpes Darrunnajah, Nurul Iman, Darul Qalam, Darun Najah 2, semua Ponpes ini dari Jakarta dan mereka telah berhasil menerapkan itu," tutupnya.
(*)