Pantai Nipah, Laut Biru dengan Pasir Putih dan Ikan Bakar yang Jadi Favorit Wisatawan
Pantai Nipah tak hanya terkenal dengan warna lautnya yang biru dan pasir putihnya yang bersih.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA - Pantai Nipah tak hanya terkenal dengan warna lautnya yang biru dan pasir putihnya yang bersih.
Pantai yang terletak di Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara ini juga banyak dikunjungi wisatawan karena kuliner ikan bakarnya yang khas.
Per porsi ikan bakar dengan jenis baronang atau kakap diharga sebesar Rp65 ribu, cumi-cumi Rp50 ribu, nasi putih Rp5 ribu, per butir kelapa Rp10-15 ribu.
Baca juga: Intip Pantai Malimbu, Tempat Transit Penonton MotoGP Mandalika 2022 Menuju Lombok Utara
Baca juga: Liburan Akhir Pekan di Lombok Utara, Ada Pantai Klui dengan Laut 3 Warna
Biasanya masyarakat lokal yang berjualan di kawasan ini mulai membuka warung dagangan mereka sejak pukul 08.00 WITA pagi hingga pukul 20.00 WITA malam.
Syahrul, salah satu penjual ikan bakar di Pantai Nipah, menceritakan bagaimana antusias pengunjung saat event MotoGP Mandalika.
"Habis 18 porsi di hari pertama, banyak orang Jakarta," ujarnya.
Sementara di hari kedua dan ketiga event MotoGP Mandalika 2022, volume pengunjung mereda seperti biasa.
"Malah setiap hari Minggu lebih 20 porsi," ungkapnya.
Kebanyakan masyarakat yang berwisata ke Pantai Nipah didominasi oleh penduduk lokal.
"Hampir semua penduduk lokal, enggak ada bule," tuturnya.

Seno, warga Nganjuk Jawa Timur yang tengah berlibur ke Lombok, sengaja datang bersama keluarganya ke Pantai Nipah untuk mencicipi rasa khas ikan bakar di sana.
"Ikannya ada rasa manis-manisnya, sambelnya pedas sedap. Cocok sama lidah Jawa," ucapnya.
Untuk deretan warung ikan bakar di kawasan Pantai Nipah terbagi menjadi dua kategori, warung dalam dan warung luar.
Warung luar terletak di luar pintu masuk kawasan Pantai Nipah, sementara warung dalam terletak di dalam kawasan setelah pintu masuk Pantai Nipah.
"Lombok mantab!" seru Seno.
(*)