Minyak Goreng Langsung Melimpah Setelah HET Dicabut, Warga: Terbukti Bukan Emak-emak yang Nimbun Ya
Pada sore hari setelah pemerintah resmi mencabut HET, minyak dengan merek-merek terkenal langsung tersedia di pasar swalayan.
Titin pun menilai, kembali melimpahnya stok minyak goreng di pasaran saat ini membuktikan bahwa warga tidak menimbun minyak goreng.
Hal ini disampaikan Titin menanggapi pernyataan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya menuding warga menimbun minyak goreng di dapur.

"Jadi ini terbukti kan bukan emak-emak yang menimbun ya," ucap Titin.
Belakangan, Menteri Perdagangan M Lutfi mengakui bahwa langka dan mahalnya minyak goreng disebabkan oleh mafia yang bermain.
Jadi, bukan karena ditimbun emak-emak seperti kecurigaan anak buahnya. Lutfi menyebutkan, para mafia itu menyelundupkan minyak goreng sampai ke luar negeri.
Lutfi pun menyampaikan permohonan maaf karena tidak mampu menormalisasi harga minyak goreng.
"Dengan permohonan maaf, Kemendag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," ujar Lutfi.
Warga terpaksa beli
Meski harga minyak goreng melonjak, warga tidak punya pilihan selain membeli kebutuhan pokok tersebut.
Ibu rumah tangga bernama Nuri (47) akhirnya memilih untuk membeli minyak goreng dengan merek yang tidak pernah dia ketahui sebelumnya karena harganya lebih murah.
"Baru, baru hari ini (tahu). Karena saya butuh, makanya saya beli," kata Nuri.
Warga lainnya, Umi (48), juga terpaksa membeli minyak goreng di salah satu minimarket di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, meski harganya meningkat drastis.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Kemasan Tanpa Patokan HET Lagi, Bebas Mengikuti Mekanisme Pasar
Minyak goreng yang sebelumnya dijual seharga Rp 14.000 per liter sesuai HET, kini mencapai Rp 24.000.
Di minimarket lainnya, harga minyak goreng merek Filma dijual Rp 48.500 per dua liter, sedangkan merek Bimoli dijual seharga Rp 50.300 per dua liter.
"Mau gimana lagi, terpaksa kan kebutuhan sehari-hari buat masak," ujar Umi.