Gubernur NTB Minta Warga Kurangi Penggunaan Minyak Goreng
Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah, meminta warga untuk mengurangi penggunaan minyak goreng.
Penulis: Atina | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah, meminta warga untuk mengurangi penggunaan minyak goreng.
Permintaan ini disampaikannya, dalam sebuah postingan ketika berada di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan.
Dalam postingannya, orang nomor satu di NTB ini mengaku satu di antara topik yang disampaikan gubernur ke Presiden RI adalah soal kelangkaan minyak goreng.
Penyebabnya jelas politisi PKS ini, karena produsen minyak goreng di Indonesia memilih menjual minyak goreng ke luar negeri.
Alasannya kata pria yang akrab disapa Bang Zul ini, harga minyak goreng di luar negeri lebih mahal dibandingkan dalam negeri.
"Dengan menjualnya ke luar negeri, dengan harga lebih tinggi tentu keuntungannya jadi lebih besar dibandingkan menjualnya di dalam negeri," jelas Bang Zul.
Baca juga: Teror Pemanah Misterius di Bima Bikin Resah, Polisi Tangkap Tukang Ojek hingga Pemuda
Ia melanjutkan, pemerintah sedang menata kembali tata niaga minyak goreng ini.
Sehingga dalam waktu tidak terlalu lama, akan kembali seperti biasa.
Karena adanya perang Rusia, gejolak harga di pasar Internasional dan lainnya, jadi sulit untuk diprediksi.
Di NTB sendiri katanya, pemerintah daerah sudah lakukan intervensi dengan menggelar Operasi Pasar (OP) agar gejolak harga dan kelangkaan teratasi.
"Mulai sedikit demi sedikit mengurangi penggunaan minyak goreng ini," kata gubernur.
Baca juga: Gedung Layanan Kesehatan di Pinggir Kota Bima Memprihatinkan, Tak Layak dan Membahayakan
Baca juga: Soal Meninggalnya Joki Cilik Pacuan Kuda di Bima, Ini Tanggapan Gubernur NTB
Selain karena persoalan kesehatan lanjut Bang Zul, juga karena persoalan harga yang masih susah dikendalikan.
Saran gubernur yang lainnya adalah, warga diminta mulai beralih ke minyak goreng atau minyak kelapa lokal.
"Mungkin harganya relatif mahal tapi lebih sehat dan menghidupkan UKM-UKM lokal kita," tegasnya.
Bang Zul mengungkap, daerah NTB bisa memproduksi minyak kelapa ini, tapi harganya lebih mahal jadi hanya untuk hal-hal penting saja.
Pemerintah pusat segera akan memanggil produsen-produsen besar minyak goreng, untuk kembali memprioritaskan pasar domestik dan pasar lokal.
"Mudah-mudahan segera teratasi masalahnya," pungkas Bang Zul.
(*)