KTK Pujut Dorong Peningkatan Minat Baca di Sekitaran Mandalika
Karang Taruna Kecamatan (KTK) Pujut, Lombok Tengah (Loteng) mendorong peningkatan literasi di Dusun Pancor
Penulis: Lalu M Gitan Prahana | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Karang Taruna Kecamatan (KTK) Pujut, Lombok Tengah (Loteng) mendorong peningkatan literasi di Dusun Pancor, Desa Tumpak, Kecamatan Pujut.
Lokasi yang teletak di sekitaran kawasan Mandalika tersebut menyasar ke anak-anak dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) hingga Sekolah Dasar (SD).
"Kegiatan ini semoga dapat mendorong kemampuan literasi anak-anak, terutama mengangakat minat baca kita yang masih rendah," ungkap Gusti Sampane Gare, Minggu (6/2/2022).
"Karena mau tidak mau, seiring dengan perkembangan daerah kita ini, harus diimbangi dengan kualitas SDM yang baik juga," lanjutnya.
Baca juga: Tengok Warung Serimpi di Mataram, Tongkrongan Sederhana di Tengah Kota Terjepit Rumah dan Kafe
Gusti juga menambahkan kalau KTK Pujut kini telah berusaha menjangkau wilayah di sekitaran Mandalika melalui kegiatan aksi dan peduli dibidang pendidikan.
"Di mana kami bergerak ke lokasi yang ramai dengan anak-anak, tdak harus ada gedung sekolah,"
"Karena kita bisa juga memanfaatkan lahan pekarangan rumah atau lapangan sebagai tempat untuk mengajar," ungkap Gusti.
Selain itu, Winarti Agustina selaku tim pengajar KTK Pujut juga mengatakan dirinya sangat senang mengajar.
Baca juga: Mengenal Eron, Pelukis di Lombok Barat Kirim Karya hingga ke Tanah Eropa
"Ini karena antusias anak-anak untuk belajar sangat luar biasa dan menanamkan kesan yang sangat luar biasa juga dalam diri saya," jelasnya.
Galih Yudiarsa yang juga Tim pengajar KTK Pujut juga berharap dengan kegiatan itu, minat belajar anak-anak di desa Tumpak dapat meningkat.
Apalagi di tengah covid 19 ini, pendidikan formal masih belum maksimal untuk dilaksankan.
"Semoga ini menjadi solusi untuk meningkatkan minat baca dan belajar anak-anak agar tidak tergerus di era digital ini, yang mampu mengubah anak-anak lebih gandrung pada ponsel daripada membaca buku," pungkas Galih.
(*)