Wisata Lombok
Cerita Pedagang Sate Bulayak di Lombok Barat, Digigit Ular saat Awal Jualan di Pantai Kerandangan
Di kawasan inilah Sabri, atau biasa disapa Bobo, menjadi pedagang kaki lima sejak usianya sepuluh tahun pada tahun 1999
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
Sejak 4 tahun terakhir, Bobo mengaku mengalami penurunan pendapatan.
Kondisi ini, terangnya, berkaitan dengan bencana gempa bumi di Lombok tahun 2018, dan disambung pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia di permulaan 2020.
"Dulu bisa Rp400 ribu per hari, sekarang sih Rp250 ribu atau paling mentok Rp300 ribu, kotornya," jelasnya.
Untuk per bulannya, berjualan di lokasi sekarang, Bobo perlu merogoh kocek sebesar Rp100 ribu untuk disetor pada Pemerintah Desa.
"Uang kebersihan," katanya.
Karena menurut Bobo, kebersihan dan kehigienisan makanan adalah yang utama.
Adapun harga per porsi bulayak yang dijualnya berkisar pada Rp25 ribu hingga Rp30 ribu rupiah.
Cukup dengan membayar sejumlah harga tersebut, pelanggan sudah dapat menikmati suasana santap sambil menikmati pemandangan laut lepas Pantai Kerandangan.
"Paling enak datang sore, sunsetnya langsung ke sana," kata Bobo, menunjuk arah matahari tenggelam di dekat Gunung Agung, Bali.
(*)