Wisata Lombok

Cerita Pedagang Sate Bulayak di Lombok Barat, Digigit Ular saat Awal Jualan di Pantai Kerandangan

Di kawasan inilah Sabri, atau biasa disapa Bobo, menjadi pedagang kaki lima sejak usianya sepuluh tahun pada tahun 1999

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Bobo (bertopi hitam) tersenyum ke arah kamera dari balik gerobak kaki lima tempatnya berjualan sate bulayak, di Kerandangan, Batu Layar, Lombok Barat, Minggu (6/3/2022). 

Sejak 4 tahun terakhir, Bobo mengaku mengalami penurunan pendapatan.

Kondisi ini, terangnya, berkaitan dengan bencana gempa bumi di Lombok tahun 2018, dan disambung pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia di permulaan 2020.

"Dulu bisa Rp400 ribu per hari, sekarang sih Rp250 ribu atau paling mentok Rp300 ribu, kotornya," jelasnya.

Untuk per bulannya, berjualan di lokasi sekarang, Bobo perlu merogoh kocek sebesar Rp100 ribu untuk disetor pada Pemerintah Desa.

"Uang kebersihan," katanya.

Karena menurut Bobo, kebersihan dan kehigienisan makanan adalah yang utama.

Adapun harga per porsi bulayak yang dijualnya berkisar pada Rp25 ribu hingga Rp30 ribu rupiah.

Cukup dengan membayar sejumlah harga tersebut, pelanggan sudah dapat menikmati suasana santap sambil menikmati pemandangan laut lepas Pantai Kerandangan.

"Paling enak datang sore, sunsetnya langsung ke sana," kata Bobo, menunjuk arah matahari tenggelam di dekat Gunung Agung, Bali.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved