Konflik Rusia vs Ukraina
Pedagang Kebon Roek Mulai Rasakan Dampak Perang Rusia-Ukraina?
Para pedagang tradisional di Pasar Kebon Roek, Kota Mataram mulai khawatir perang Rusia dan Ukraina memicu kenaikan harga tepung terigu tak terkendali
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kenaikan harga tepung mulai dirasakan pedagang pasar Kebon Roek, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal tersebut dirasakan Maemunah, salah satu pedagang di salah satu pasar utama di Kota Mataram tersebut.
Ditemui di tokonya, Rabu, 2 Maret 2022, Maemunah mengatakan tepung berangsur-angsur mengalami kenaikan.
Harga tepung terigu 25 kilogram (kg) naik dari Rp 160 ribu menjadi Rp 185 ribu.
Belum diketahui pasti penyebab kanaikan harga tepung terigu ini. Tapi para pedagang menduga kenaikan tersebut sebagai efek dari perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini.
Sebab gandum yang menjadi bahan baku tepung terigu banyak didatangkan dari Ukraina.
"Saya dapat isu kalau tepung akan terus naik, akibat peperangan yang terjadi antara Russia dan Ukraina,” jawab Maemunah sembari menunggu lapak dagangannya.
Baca juga: Ratusan Diplomat Lakukan Walk Out saat Menlu Rusia Berpidato Hingga Kondisi Terkini di Ukraina
Baca juga: Perang Rusia Ukraina, Bitcoin Turut Kena Imbas Anjlok ke Angka Terendah
Sebagai pedagang Maemunah takut bila Indonesia tidak mengambil langkah cepat, harga gandum bisa naik.
“Saya takutnya tidak terkendali, kasian juga dagang gorengan dan mie yang turut terkena imbas,” takutnya Maemunah.
Terlebih lagi minyak goreng yang belum stabil, menyebabkan pedagang makanan khususnya gorengan menjadi tertatih-tatih.
Maemunah pun berharap, tepung yang ada dipasaran tidak ikut melonjak tajam seperti minyak goreng pada beberapa waktu lalu.
“Semoga cepat kelar semua ini, agar masyarakat bisa berbelanja, dan penjual bisa menjual dengan lancar,” tandas Maemunah.
Tepung terigu merupakan tepung yang terbuat dari bahan dasar gandum. Digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue, mie, dan roti.
Impor Gandum Indonesia
Apa yang dikhawatirkan Maemunah dan pedagang lainnya di Mataram bukan tanpa dasar.
Ukraina menjadi salah satu negara teratas yang menyuplai gandum ke Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina menjadi salah satu negara penyuplai gandum untuk Indonesia.
Jumlahnya juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Sepanjang tahun 2020 saja, impor gandum Indonesia dari Ukraina mencapai 2,96 juta ton, jauh melampaui keseluruhan impor kedelai Indonesia dari berbagai negara di Benua Amerika.
Dilansir Kompas.com, sebagai perbandingan, impor gandum terbesar lainnya berasal dari Argentina sebesar 2,63 juta ton dan Kanada sebanyak 2,33 juta ton pada tahun 2020.
Sementara itu, total impor gandum Indonesia pada 2020 adalah sebanyak 10,299 juta ton.
Artinya, Ukraina berkontribusi pada lebih 20 persen stok gandum di Tanah Air.
Besarnya impor gandum membuat Indonesia juga rutin mencatatkan defisit perdagangan dengan Kiev.
Devisa Indonesia yang tersedot untuk membayar gandum impor asal Ukraina mencapai 707,568 juta dollar AS atau setara Rp 10,16 triliun (kurs Rp 14.360).
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, perang antara Rusia dan Ukraina pun dikhawatirkan akan mempengaruhi stok gandum di Indonesia.
“Ini dikhawatirkan akan mempengaruhi stok gandum dan produsen makanan di dalam negeri,” ujar Bhima, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
(*)