Konflik Rusia vs Ukraina
5 Sikap Resmi Pemerintah Indonesia atas Serangan Rusia ke Ukraina, Keselamatan WNI yang Utama
Indonesia menilai penghormatan terhadap tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasional penting untuk terus dijalankan
Presiden Joko Widodo angkat suara terkait konflik Rusia vs Ukraina.
Rusia akhirnya menyerang Ukraina melalui operasi militer yang dimulai Kamis (24/2/2022).
Presiden Jokowi menyerukan agar kedua negara menghentikan peperangan.
Sebab, dampak akibat perang yang dapat menyengsarakan manusia.
Melalui akun twitternya, Jokowi juga menyebut perang membahayakan dunia.
"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia," tulis Jokowi melalui akun twitter @jokowi, Kamis (24/2/2022) seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Sebelumnya, Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, Kamis (24/2/2022) meminta Presiden Joko Widodo untuk segera bertindak.
Hikmahanto mengimbau Presiden Jokowi untuk melakukan tindakan demi menyelesaikan permasalahan ini.
Apalagi, saat ini Presiden Jokowi merupakan Presidensi G-20.
“Tindakannya sampaikan ke PBB, bahwa permasalahan ini harus dibawa ke Majelis Umum PBB, tidak ke Dewan Keamanan PBB,” ujar Hikmahanto seperti dilansir dari Tribunnews.com yang mengutip Kompas TV.
“Sehingga dengan begitu, tak akan ada veto di situ, dan pengambilan keputusan berdasarkan mayoritas karena apa yang terjadi di Ukraina bisa menyebabkan Perang Dunia III,” ujarnya.
Menurut Hikmahanto, meski Dewan Keamanan PBB sudah membicarakan terkait penyerangan Rusia ke Ukraina namun hal itu diyakini tak akan bisa menghentikan Rusia menginvasi negara pecahan Uni Sovyet itu.
Pasalnya, menurut Hikmahanto, Rusia merupakan salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan bisa memveto segala keputusan yang keluar.
Oleh sebab itu, ia menegaskan Majelis Umum PBB adalah cara yang paling memungkinkan untuk menghentikan invasi Rusia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pernyataan Sikap Indonesia terhadap Serangan Militer Rusia di Ukraina
